//

penggunaan limbah batubara sebagai agregat halus terhadap karakteristik lapisan aspal beton AC-WC dengan menggunakan bahan pengikat retona blend 55

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang rizki setia - Personal Name
SubjectASPHALT CONCRETE-ROAD ENGINEERING
COAL
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Teknik
Tahun Terbit 2013

Abstrak/Catatan

Salah satu penanganan lingkungan yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan limbah batubara untuk keperluan bahan bangunan teknik sipil, namun hasil pemanfaatan tersebut belum dapat dimasyarakatkan secara optimal. Pemanfaatan limbah batubara akan sangat membantu program pemerintah dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun menyebutkan bahwa pengelolaan limbah B3 untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang dapat tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai parameter-parameter Marshall yang dihasilkan limbah batubara sebagai agregat halus pada campuran beton aspal AC-WC dengan bahan pengikat Retona Blend 55. Kestabilan konstruksi jalan sangat terkait dengan jenis dan komposisi agregat, aspal dan filler yang digunakan Agregat yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat yang berasal dari quary yang berada di Kabupaten Aceh Besar dan limbah batubara yang digunakan sebagai agregat halus dari PT. Semen Andalas Indonesia( SAI ). Perencanaan campuran sebanyak 15 benda uji, dengan variasi kadar aspal yang digunakan adalah sebesar 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, dan 6,5%. Spesifikasi yang digunakan mengikuti Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 dengan menggunakan metode Marshall Kadar Aspal Optimum untuk campuran beton aspal ini adalah 5,75%, stabilitas 1591,04 kg, flow 5,21 mm, marshall quotient 304,74 kg/mm, density 2,47 gr/cm3, VIM 4,45 %, VMA 17,39 %, VFA 74,68 %. Parameter ini menunjukkan beton aspal yang menggunakan limbah batubara sebagai agregat halus dan Retona Blend 55 sebagai bahan pengikat memenuhi persyaratan untuk lapis permukaan. Secara umum nilai stabilitas pada kondisi KAO telah menunjukkan nilai yang cukup baik karena telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC DENGAN RETONA BLEND 55 DITAMBAH ZAT ADITIF DAN LIMBAH BARUBARA SEBAGAI AGREGAT HALUS (Robby Fineldo Saragih, 2013)

TINJAUAN PARAMETER MARSHALL TERHADAP BETON ASPAL BERDASARKAN HASIL KAO MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 (Muhammad Fadhil, 2014)

TINJAUAN PARAMETER MARSHALL TERHADAP BETON ASPAL DENGAN VARIASI SUHU PEMADATAN 140OC 150 OC DAN 160 OC MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 (muksalmina, 2014)

STUDI PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KERAK TANUR CANGKANG SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON ASPAL (BAHAN PENGIKAT RETONA BLEND 55) (CHAIRA, 2016)

PENGGUNAAN LIMBAH BATUBARA DENGAN SUBSTITUSI PASIR SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON LAPISAN AC-WC MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 (Anjar Septian, 2013)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy