ABSTRAK Darmawan, 2018. Perkembangan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Gajah Putih Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, 1984 – 2017. Skripsi, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pembimbing: (1) Drs. Mawardi Umar, M.Hum., MA (2) Drs. Teuku. Abdullah, SH. MA Kata Kunci: Perkembangan, STAIN Gajah Putih, Aceh Tengah STAIN Gajah Putih merupakan lembaga pendidikan tinggi yang telah berdiri sejak 1984 dan terus eksis berdiri hingga saat ini. Penelitian yang berjudul “Perkembangan STAIN Gajah Putih Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, 1984 – 2017” ini bertujuan untuk (1) mengetahui perkembangan STAIN Gajah Putih, 1984-2017 dilihat dari segi infrastruktur, jumlah mahasiswa, jumlah pengajar, karyawan dan lain-lain, (2) mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan STAIN Gajah Putih, 1984-2017, dan (3) mengetahui dampak keberadaan perkembangan STAIN Gajah Putih bagi masyarakat sekitar, 1984-2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode sejarah. Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber primer (data arsip, hasil wawancara, observasi) dan sekunder (literatur bacaan). Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi, wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) STAIN Gajah Putih berdiri sejak 1984. STAIN Gajah Putih dari 1984-2017 terus berkembang dalam aspek kepemimpinan, kemahasiswaan, pengajar/dosen program studi, sarana dan prasarana dan termasuk jumlah alumni (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan STAIN Gajah Putih Takengon ialah tenaga pengajar yang profesional dan dukungan pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, dan (3) Dampak keberadaan STAIN Gajah Putih bagi masyarakat terutama terlihat dalam ekonomi yang ditandai pembukaan lapangan pekerjaan seperti usaha perdagangan, menarik tenaga kerja baik sebagai karyawan tetap, kontrak dan honor. Bidang sosial STAIN memberikan dampak dengan meningkatnya motivasi masyarakat setempat untuk menyekolahkan anggota keluarganya ke jenjang yang lebih tinggi, dalam bidang sosial dan budaya melahirkan cendekiawan baru yang banyak berkontribusi dalam kehidupan masyarakat setempat.