ABSTRACT The construction of steel frame bridges in Krueng Teunom (KT) and Panca (P) are two projects that cannot be separated from the possibility of risk. Construction project risks have different levels according to the complexity of the project. Risks can arise from the influence of internal and external factors. Some risks from these factors include construction risk, economic risk, and the risk of government policy. Various efforts are made to avoid or reduce the risks that occur. These efforts can be done by recognizing variables that are a source of risk and calculating how much correlation and the possibility of risk occurring in each project. Geographically, the KT project implemented in Aceh Jaya District has a greater risk of occurrence than the P project carried out at the Selawah area, Aceh Besar. This study was conducted to identify the risk variables derived from the internal-external influences of the project while seeing the presence or absence of correlation between the two projects geographically different locations through statistical tests. The results of the study obtained from 15 construction executives in each of the highly qualified sample groups showed 5 variables that affected the two project locations, namely, difficulty finding skilled labor, material damage during shipping and storage, increased work costs, changes in government regulations, and high equipment maintenance costs. The mean value of 4.13 in the risk variable indicates the amount of risk that is in the middle category and does not have the potential to disrupt the performance of bridge construction. The results of the average item rating of respondents for the KT project population provide 14 risk indicators that exceed the value of 4.13. Three of these risks from the highest are design, specifications and work programs lacking in detail, material damage during shipping and storage, and high equipment maintenance costs. The average item rating of respondents for the P project population gives 9 risk indicators that exceed the value of 4.13. Two of them starting from the highest are difficulties in finding skilled labor and changes in government regulations. Keywords: risk, risk identification, bridge risk, validity-reliability. ABSTRAK Konstruksi jembatan rangka baja di Krueng Teunom (KT) dan Panca (P) merupakan dua proyek yang tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya risiko. Risiko proyek konstruksi memiliki tingkat yang berbeda-beda sesuai dengan kompleksitas proyek. Risiko-risiko dapat timbul dari pengaruh faktor internal dan eksternal. Beberapa risiko dari faktor-faktor tersebut antara lain risiko konstruksi, risiko ekonomi, dan risiko kebijakan pemerintah. Berbagai usaha dilakukan untuk menghindari atau mengurangi risiko yang terjadi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengenali variabel yang menjadi sumber risiko dan menghitung seberapa besar korelasi serta kemungkinan terjadinya risiko pada masing-masing proyek. Secara geografis, proyek KT yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh Jaya memiliki peluang lebih besar terjadinya risiko dibandingkan proyek P yang dilaksanakan di lokasi kawasan Selawah, Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi variabel risiko yang berasal dari pengaruh internal-eksternal proyek sekaligus melihat ada atau tidak adanya korelasi antara kedua proyek berbeda letak secara geografis melalui uji-uji statistik. Hasil penelitian yang diperoleh dari 15 responden pelaksana konstruksi pada masing-masing kelompok sampel berkualifikasi besar menunjukkan 5 variabel yang berpengaruh pada dua lokasi proyek yaitu, Kesulitan mencari tenaga kerja yang terampil, kerusakan material saat pengiriman dan penyimpanan, peningkatan biaya kerja, perubahan peraturan pemerintah, dan biaya pemeliharaan peralatan tinggi. Nilai mean 4,13 pada variabel risiko mengindikasikan besaran risiko yang berada pada kategori pertengahan dan tidak berpotensi mengganggu kinerja pembangunan jembatan. Hasil rataan item penilaian responden untuk populasi proyek KT memberikan 14 indikator risiko yang melebihi nilai 4,13. Tiga diantara risiko-risiko tersebut mulai dari yang paling tinggi adalah desain, spesifikasi dan program kerja kurang detail, kerusakan material saat pengiriman dan penyimpanan, dan biaya pemeliharaan peralatan tinggi. Hasil rataan item penilaian responden untuk populasi proyek P memberikan 9 indikator risiko yang melebihi nilai 4,13. Dua diantaranya mulai dari yang paling tinggi adalah kesulitan mencari tenaga kerja yang terampil dan perubahan peraturan pemerintah. Kata kunci: risiko, identifikasi risiko, risiko jembatan, validitas-reliabilitas.