Pada tanggal 7 Desember 2016 gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter menguncang Aceh yang berpusat di Kabupaten Pidie Jaya dan kerusakan juga berdampak di Kabupaten Pidie dan Bireun. Salah satu metode pengadaan yang dapat diadopsi pada rekonstruksi rumah adalah pendekatan dengan berbasis masyarakat dimana masyarakat sebagai penerima manfaat juga memiliki kekuatan untuk mengendalikan proses pelaksanaannya. Dalam manajemen proyek, manajemen waktu merupakan bidang pengetahuan kunci yang memungkinkan tepat waktu penyelesaian proyek, pelaksanaan proyek konstruksi tidak dapat berjalan sesuai dengan perencanaan jika faktor tersebut mengalami kendala. Rekonstruksi pasca bencana adalah proses yang kompleks, selain skala yang jelas dari pekerjaan yang diperlukan untuk dilakukan, ada berbagai faktor dalam rekonstruksi pasca bencana yang mempengaruhi perkembangan proyek tepat waktu, faktor-faktor tersebut juga berbeda antara proyek normal dengan proyek pasca bencana, perbedaaan tersebut yang sangat signifikan adalah faktor keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan proyek. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasikan faktor-faktor penerapan manajemen waktu proyek yang mempengaruhi proses rekontruksi rumah pasca bencana di Kabupaten Bireuen. Berdasarkan hasil penelitian hasil wawancara dan penyebaran kuesioner diperoleh bahwa penerapan manajemen waktu tidak sepenuhnya diterapkan, dan faktor-faktor dari pernyataan waktu yang mengisyaratkan untuk tidak bekerja berdasakan adat-istiadat setempat, fasilitator & POKMAS jarang melakukan koordinasi dalam pelaksanaan konstruksi, komunikasi antara fasilitator dan POKMAS kurang terakomodir, proses pencairan dana tahap 2 dan 3 tidak berjalan dengan baik, dan terhentinya pelaksanaan pekerjaan pada saat proses pencairan dana.