//

MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN SIMPANG TUJUH ULEE KARENG BANDA ACEH DALAM UPAYA MENGOPTIMALKAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang EFA MAISARA - Personal Name
SubjectCITY PLANNING - CIVIC ART
SPATIAL PLANNING
Bahasa Indonesia
Fakultas Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2019

Abstrak/Catatan

MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN SIMPANG TUJUH ULEE KARENG BANDA ACEH DALAM UPAYA MENGOPTIMALKAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA Oleh: Efa Maisara NIM. 1409200060058 Komisi Pembimbing: 1. Dr. Ashfa, S.T., M.T. 2. Dr. Azmeri, S.T., M.T. ABSTRAK Fenomena pertumbuhan kawasan yang cepat, tidak terarah dan tidak terkendali serta pesatnya laju pertumbuhan penduduk merupakan masalah terkait dengan pemanfaatan ruang. Pemerintah berupaya mengatasi permasalahan tersebut melalui penataan kawasan, seperti halnya kawasan Simpang Tujuh Ulee Kareng (STUK) Banda Aceh merupakan salah satu kawasan perdagangan dan jasa yang menjadi pusat pergerakan ekonomi masyarakat Ulee Kareng. Perkembangan STUK dengan lokasinya yang sangat strategis dan aksesibilitasnya yang tinggi menyebabkan peningkatan jumlah pelaku aktivitas di kawasan. Apabila tidak diimbangi dengan perbaikan daya dukung kawasan dapat menimbulkan munculnya permasalahan lalu lintas, aktivitas sektor informal yang kurang tertata yang berpotensi mengarah pada penurunan kualitas lingkungan dari aspek bio-fisik dan sosial-ekonomi. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh aspek bio-fisik dan sosial-ekonomi terhadap penurunan kualitas lingkungan kawasan STUK menurut masyarakat dan menyusun model pengembangan kawasan STUK dalam meningkatkan kualitas lingkungan kota. Manfaat yang ingin dicapai adalah agar dapat memberikan informasi dan masukan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif, kuesioner dibagikan kepada 100 responden untuk mengambil data primer serta FGD dengan mengundang unsur masyarakat dan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh aspek bio-fisik dan sosial-ekonomi terhadap penurunan kualitas lingkungan kawasan STUK adalah persimpangan jalan STUK yang sangat berpengaruh sebesar 70,41% dan aspek legal sebesar 57,51%. Hal ini sesuai dengan hasil analisis Anava yaitu perberbedaan rata-rata terbesar untuk kedua aspek diperoleh 0,52. Hasil FGD yaitu model pengembangan kawasan yang sesuai untuk diterapkan di kawasan STUK adalah model peremajaan (renewal) dengan sistem konsolidasi lahan. Peremajaan dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan citra lingkungan STUK selanjutnya agar Pemerintah Kota Banda Aceh dapat mengesahkan Peraturan Walikota Banda Aceh tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Simpang Tujuh Ulee Kareng. Kata kunci: model pengembangan, bio-fisik, sosial-ekonomi, kualitas lingkungan, Simpang Tujuh Ulee Kareng.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

TINJAUAN KONDISI INFRASTRUKTUR PADA SIMPANG TAK BERSINYAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DAN STRATEGI PENANGANANNYA (STUDI KASUS : SIMPANG TUJUH ULEE KARENG BANDA ACEH) (Fitria Phonna, 2017)

KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH DI TINJAU DARI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH (indra moulwian, 2015)

PROFIL PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH 2011 (Mujiburrahman, 2014)

MODEL OPTIMISASI SATUAN RUANG LAHAN PARKIR PASAR PADA PERSIMPANGAN (Maf adil Taqwa, 2016)

PENGARUH KOMPOSISI RODA DUA TERHADAP KAPASITAS BAGIAN JALINAN BUNDARAN (STUDI KASUS PADA PERENCANAAN BUNDARAN SIMPANG TUJUH ULEE KARENG) (MOHAMMAD REYHAN, 2017)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy