//

PEMBENTUKAN UMBI MIKRO KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) AKIBAT PEMBERIAN BAP DAN AIR KELAPA SECARA IN VITRO

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang REZEKINTA SEMBIRING - Personal Name
SubjectPLANT PROGATION
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2018

Abstrak/Catatan

Rezekinta Sembiring. 1405101050059. Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum L.) Akibat Pemberian BAP dan Air Kelapa Secara In Vitro di bawah bimbingan Mardhiah Hayati sebagai pembimbing utama dan Elly Kesumawati sebagai pembimbing anggota. RINGKASAN Penggunaan BAP dan air kelapa dapat mendukung proses pembentukan umbi mikro kentang secara in vitro. Hal ini disebabkan karena BAP berfungsi untuk pembelahan sel sedangkan air kelapa mengandung hormon auksin, sitokinin, bahan organik dan mineral yang dapat mendukung pertumbuhan dan pembentukan umbi mikro kentang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BAP, air kelapa serta interaksi antara keduanya terhadap pembentukan umbi mikro kentang secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Berastagi. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah planlet kentang yang diperoleh dari Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Berastagi, BAP, air kelapa, media MS, akuades, HCl 1 N, NaOH 1 N, alkohol 70% dan 96%, tween 20, betadine, HgCl, baycline (NaOCl), detergen dan larutan CaP. Alat-alat yang digunakan yaitu: timbangan analitik, beaker glass, gelas ukur, pipet tetes, botol kultur, hot plate dan magnetic stirrer, kertas lakmus, autoklaf, laminar air flow cabinet, scalpel, bunsen, cawan petri, kertas label, pensil, hand sprayer, spatula, rak kultur, kompor gas, aluminium foil, kertas milimeter, erlenmeyer, panci stainless steel, plastik tahan panas, pinset, oven dan gunting. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 5×4 dengan 5 ulangan. Faktor pertama, yaitu BAP yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0; 2,5; 5,0; 7,5 dan 10 mg L-1 dan faktor kedua air kelapa yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0; 75; 150 dan 225 mL L-1 sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan dengan 100 unit percobaan. Peubah yang diamati adalah tinggi eksplan pada umur 1 sampai 7 MSI, jumlah daun pada umur 1 sampai 7 MSI, jumlah akar pada umur 2 sampai 5 MSI, jumlah tunas pada umur 1 sampai 7 MSI, jumlah buku pada umur 1 sampai 7 MSI, waktu pembentukan umbi pada umur 1 sampai 10 MSI, jumlah umbi, berat basah, berat kering dan persentase berat kering umbi mikro kentang pada umur 12 MSI. Pertumbuhan eksplan kentang terbaik dijumpai pada kombinasi perlakuan konsentrasi BAP 0 mg L-1 dengan air kelapa 0 ml L-1 terhadap tinggi eksplan kentang xiii pada umur 1 sampai 7 MSI, jumlah daun dan jumlah buku eksplan kentang pada umur 3, 5, 6 dan 7 MSI, sedangkan kombinasi perlakuan konsentrasi BAP 0 mg L-1 dengan air kelapa 225 ml L-1 terhadap jumlah akar pada umur 2, 4 dan 5 MSI. Pembentukan umbi mikro kentang yang terbaik dijumpai pada kombinasi perlakuan konsentrasi BAP 5 mg L-1 dengan air kelapa 75 ml L-1 terhadap waktu pengumbian dan persentase berat kering umbi mikro kentang, sedangkan kombinasi perlakuan konsentrasi BAP 0 mg L-1 dengan air kelapa 150 ml L-1 untuk jumlah umbi terbentuk dan berat kering umbi mikro kentang. Pertumbuhan ekspan kentang terbaik dijumpai pada konsentrasi BAP 0 mg L-1 terhadap tinggi eksplan kentang pada umur 1 sampai 7 MSI, jumlah daun eksplan kentang pada umur 2 sampai 6, jumlah tunas eksplan kentang pada umur 1 sampai 5 MSI dan jumlah buku eksplan kentang pada umur 1 sampai 6 MSI, sedangkan pada konsentrasi BAP 10 mg L-1 terbaik terhadap jumlah akar eksplan kentang pada umur 2 sampai 5 MSI. Pembentukan umbi mikro kentang terbaik dijumpai pada konsentrasi BAP 5 mg L-1 terhadap waktu pengumbian, jumlah umbi mikro, berat kering dan persentase berat kering umbi mikro kentang. Pertumbuhan ekspan kentang terbaik dijumpai pada konsentrasi air kelapa 0 ml L-1 terhadap tinggi eksplan kentang pada umur 1 dan 2 MSI, sedangkan pada konsentrasi air kelapa 225 ml L-1 terbaik terhadap jumlah akar pada umur 5 MSI. Pembentukan umbi mikro kentang terbaik dijumpai pada konsentrasi air kelapa 225 ml L-1 terhadap jumlah umbi dan diameter umbi mikro kentang, sedangkan pada konsentrasi air kelapa 150 ml L-1 terbaik terhadap berat basah dan berat kering umbi mikro kentang.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PRODUKSI TUNAS MIKRO PADA KENTANG KULTIVAR GRANOLA (SOLANUM TUBEROSUM L. CV GRANOLA) SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA BUATAN (GROWMORE) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF DENGAN PENAMBAHAN GA3 (Putri Rahmi, 2014)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TAUGE PADA MEDIA MS MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L. CV GRANOLA) SECARA IN VITRO (Liza Fadhillah, 2015)

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT (Siti Ratna Sari, 2017)

PENGARUH UKURAN UMBI BIBIT DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) (Surimina, 2020)

INVENTARISASI SERANGGA PADA TANAMAN KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) DI PERKEBUNAN RAKYAT PANTAN TERONG, KABUPATEN ACEH TENGAH (Mayana Winari Puja D, 2017)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy