//

ANALISIS KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA PROGRAM UPAYA KHUSUS (UPSUS) PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI KABUPATEN ACEH BESAR

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Vivi Suwanti - Personal Name
SubjectAGRICULTURAL PRODUCTIVITY
AGRICULTURAL WORKERS
Bahasa Indonesia
Fakultas Program Studi Magister Agribisnis Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2018

Abstrak/Catatan

Saat ini pembangunan pertanian masih menjadi fokus pemerintah. Program Upsus merupakan salah satu upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk meningkatkan produksi tanaman pangan yang melahirkan program upaya khusus padi, jagung dan kedelai. Pemerintah mengupayakan agar komoditi padi, jagung dan kedelai bisa berswasembada sebagai upaya peningkatan produksi dalam negeri dan untuk mewujudkan kemandirian pangan yang kemudian berlanjut pada cita-cita kedaulatan pangan. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan peran dari pemerintah daerah untuk bisa memaksimalkan potensi pertanian yang dimiliki daerahnya. Penyuluh pertanian adalah orang yang ditunjuk pemerintah untuk dapat membantu terwujudnya ketahanan pangan serta kemandirian pangan. Penyuluh merupakan “perwakilan” dari pihak pemerintah yang lebih mengetahui tentang praktik pertanian dan lebih dekat dengan petani. Penyuluh pertanian ditugaskan untuk menjadi pendamping petani dalam menerapkan teknologi. Penyuluh pertanian bertugas untuk memberikan penyuluhan terkait hal-hal teknis dari persiapan, tanam, perawatan, panen hingga pasca panen. Kabupaten Aceh Besar merupakan kabupaten penghasil produksi tanaman pangan di provinsi Aceh, dan salah satu kabupaten yang melaksanakan program upaya khusus (upsus). Keragaan penyuluh pertanian di Kabupaten Aceh Besar saat ini dengan memiliki jumlah penyuluh pertanian sebanyak 236 orang yang terdiri dari 69 orang penyuluh PNS, 88 orang CPNS, dan 79 orang THL-TBPP dengan jumlah desa sebanyak 604 desa (Distanbun Aceh, 2017). Kelemahan sistem penyuluhan saat ini antara lain dimulai dari struktur kelembagaan, materi dan program penyuluhan, hingga penyebaran dari SDM penyuluh. Saat ini jumlah penyuluh mulai berkurang karena sebagian sudah memasuki masa pensiun, sementara untuk pengangkatan penyuluh PNS tetap terbatas, status penyuluh THL yang masih belum jelas apakah kontrak diperpanjang atau tidak, honor penyuluh THL yang hanya ditanggung selama 10 bulan oleh Kementerian Pertanian, terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas, sehingga belum mampu mewujudkan sumber daya manusia yang professional, kreatif dan inovatif dalam rangka meningkatkan kemandirian pangan sehingga mampu untuk berdaulat pangan. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengangkat permasalahan bagaimana kinerja penyuluh pertanian pada program upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, dengan menyimpulkan beberapa hipotesis yaitu H1 = tingkat kinerja penyuluh pertanian tergolong baik, H2 = tingkat keberhasilan program upaya khusus tergolong berhasil dan H3 = faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian. Penelitian ini dilakukan di kabupaten Aceh Besar dengan mengambil lokasi penelitian di 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan seulimum dan indrapuri dengan jumlah sampel responden petani 95 orang dan penyuluh pertanian sebanyak 40 orang. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Kinerja Penyuluh Pertanian berdasarkan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 91/Permentan/OT.140/9/2013 dan variabel independen yaitu variabel pengetahuan, keterampilan, motivasi, sikap, fasilitas dan jarak tempat tingagal. Dari hasil analisis, hipotesis 1 di analisis dengan menggunakan cara skoring. Hasil yang diperoleh adalah kinerja penyuluh pertanian pada program upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Aceh Besar menunjukkan kinerja yang baik dengan rataan persentase skor yaitu 86,04%. Beberapa indikator yang menghasilkan kinerja yang baik antara lain yaitu tersedianya data potensi wilayah dan agro ekosistem, tersusunnya programa penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan petani, tersusunnya rencana kerja penyuluhan pertanian di wilayah kerja masing-masing, memandu (pengawalan dan pendampingan) penyusunan RDKK kelompok tani, melaksanakan penyebaran materi, penerapan metode penyuluhan dan peningkatan pada produksi unggulan. Kinerja penyuluh pertanian yang harus ditingkatkan adalah mewujudkan kemitraan usaha antara petani dengan pelaku usaha yang saling menguntungkan. Untuk menjawab hipotesis 2 juga di analisis dengan menggunakan cara skoring. Keberhasilan program upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Aceh Besar dalam kategori berhasil dengan rataan persentase skor yaitu 88,07%. Terlihat di kecamatan Indrapuri meningkatnya produktivitas padi sebesar 7,6 ton/ha dari sebelumnya 6,8 ton/ha (persentase pertumbuhan sebesar 11,76); tercapainya produktivitas jagung sebesar 5,5 ton/ha dari sebelumnya 5,4 ton/ha (persentase pertumbuhan 1,85); dan tercapainya produktivitas kedelai sebesar 2 ton/ha dari sebelumnya 1,9 ton/ha (persentase pertumbuhan 5,30). Kecamatan Seulimum meningkatnya produktivitas padi sebesar 6,5 ton/ha dari sebelumnya 6,2 ton/ha (persentase pertumbuhan sebesar 4,84); tercapainya produktivitas jagung sebesar 6 ton/ha dari sebelumnya 5 ton/ha (persentase pertumbuhan 20,0); dan tercapainya produktivitas kedelai sebesar 2,3 ton/ha dari sebelumnya 2,2 ton/ha (persentase pertumbuhan 4,55). Untuk menjawab hipotesis 3 tentang faktor-fakror yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dengan menggunakan analisis uji korelasi Rank Spearman. Faktor Pengetahuan, keterampilan, motivasi dan sikap penyuluh pertanian berhubungan positif nyata dengan kinerja penyuluh pertanian, sedangkan fasilitas dan jarak tempat tinggal berhubungan tidak nyata dengan kinerja penyuluh pertanian. Kinerja penyuluh pertanian berhubungan positif nyata pada program upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Aceh Besar.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PERAN UPAYA KHUSUS (UPSUS) DAN PENYULUH PENDAMPING TERHADAP PRODUKTIVITAS KOMODITI TANAMAN PADI, JAGUNG, KEDELAI DI PROVINSI ACEH (DANIL RIZAL, 2019)

ANALISIS KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA PROGRAM UPAYA KHUSUS (UPSUS) PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI KABUPATEN ACEH BESAR (Vivi Suwanti, 2018)

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN TENAGA PENDAMPING MAHASISWA / ALUMNI PADA PROGRAM UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI (UPSUS – PAJALE) DI KABUPATEN NAGAN RAYA (Dedy Irmayanda, 2016)

ANALISIS PERAN PENYULUH PADA PROGRAM UPAYA KHUSUS (UPSUS) TERHADAP PENILAIAN PETANI DI KECAMATAN PEUDADA KABUPATEN BIREUN (Intan Raudhah, 2018)

EFEKTIVITAS PROGRAM KETAHANAN PANGAN PAJALE (PADI, JAGUNG DAN KEDELAI) DI KABUPATEN ACEH BARAT (Amiruddin, 2020)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy