//

KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI PALA (MYRISTICA FRAGRANSHOUTT) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING HYBRID DENGAN SUMBER PANAS DARI ENERGI SURYA DAN SERBUK KAYU

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Debi Sarnadi - Personal Name
SubjectHEAT EXCHANGERS
DRYING PROCESSES
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2018

Abstrak/Catatan

RINGKASAN Pengeringan biji pala ditingkat petani yang selama ini dilakukan adalah dengan cara penjemuran langsung di bawah sinar matahari dengan menggunakan alas terpal. Pengeringan dengan metode ini mempunyai banyak kelemahan yaitu memerlukan tempat yang luas, waktu pengeringan yang lama, tidak higienis dan mudah terkontaminasi oleh serangga dan faktor lingkungan lainnya. Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu pada biji pala kering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji proses pengeringan biji pala menggunakan alat pengering hybrid yang menggunakan sumber energi matahari dan serbuk kayu. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengering hybrid, oven, desikator, timbangan digital, termometer infra red, termometer alkohol, solarimeter, humidity meter dan anemometer dan alat bantu lainya. Bahan yang digunakan adalah biji pala basah sebanyak 15 kg. Pengamatan pengeringan dengan metode penjemuran matahari di atas terpal dilakukan terhadap 5 kg biji pala. Parameter penelitian meliputi iradiasi surya, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan aliran udara, perubahan berat, kadar air dan organoleptik terhadap warna dan aroma. Kadar air awal biji pala adalah 82% dan proses pengeringan dilakukan sampai kadar air biji pala 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi rata-rata yang diperoleh adalah 131,61 W/m2 pada hari pertama dan kedua 131,08 W/m2. Sedangkan pada hari ketiga dan keempat diperoleh iradiasi yang lebih rendah. Temperatur dalam ruang pengering (44°C) di siang hari menggunakan energi matahari, (49°C) malam hari menggunakan energi biomassa lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur lingkungan (33,5°C). Kelembaban relatif rata-rata ruang pengering (27,7%) siang hari dan (20,7%) malam hari lebih rendah dari kelembaban relatif rata-rata di lingkungan (42,7%). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi dalam ruang pengering hybrid lebih baik untuk proses pengeringan dibandingkan dengan kondisi pengeringan metode penjemuran matahari. Kecepatan udara dalam alat pengering sangat kecil, sedangkan kecepatan udara rata-rata lingkungan mencapai 0,8m/s. Total serbuk kayu yang digunakan adalah sebanyak 39 kg. Untuk mencapai kadar air biji pala 10% dibutuhkan waktu 32 jam secara kontinu dengan alat pengering dan 39 jam selama 4 hari secara intermitten dengan metode penjemuran matahari. Kapasitas alat pengering 2x lebih besar dari kapasitas penjemuran matahari, dan biji pala kering menggunakan alat pengering lebih disukai oleh panelis dari segi warna dan aromanya dari pada biji pala kering dengan metode penjemuran matahari.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

UJI KINERJA ALAT PENGERING SURYA HYBRID UNTUK PENGERINGAN IRISAN JAHE GAJAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) (Riyan Rahmanda, 2016)

MODIFIKASI DAN UJI KINERJA ALAT PENGERING ENERGI SURYA-HYBRID TIPE RAK UNTUK PENGERINGAN IKAN TERI (RISMAN HANAFI, 2016)

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING HYBRID TIPE RAK DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DAN BIOMASSA (Zarida, 2015)

PENGUJIAN ALAT PENGERING SURYA SEDERHANA DAN MODIFIKASI MENJADI ALAT PENGERING HYBRID (Muhammad Irvan, 2018)

KAJIAN SISTEM PENGERINGAN IKAN DENGAN METODE HYBRID (ENERGI SURYA DAN ENERGI BAHAN BAKAR GAS) (Muhammad Hatta, 2018)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy