//
PREDIKSI KEBERADAAN AIR TANAH SECARA GEOLISTRIK PADA AREAL SAWAH TADAH HUJAN DI KECAMATAN TEUPAH TENGAH KABUPATEN SIMEULUE |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Mahfuddin - Personal Name |
---|---|
Subject | GEOMAGNETISM |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala |
Tahun Terbit | 2018 |
Abstrak/Catatan Kabupaten Simeulue memiliki sawah tadah hujan seluas 10.529 Ha, namun pada sawah tadah hujan, jika dilihat dari segi produktivitas hasil yang diberikan belum memuaskan bagi para petani. Penyebabnya adalah kebutuhan dan pengaturan air pada sawah tadah hujan sepenuhnya tergantung dari air hujan yang jatuh ke areal persawahan. Keberadaan air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang penting dalam mencukupi kebutuhan irigasi. Meskipun air tanah tidak dapat secara langsung diamati melalui permukaan bumi, pengamatan permukaan tanah merupakan pengamatan awal yang cukup penting. Salah satunya dengan pendugaan secara geolistrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keberadaan air tanah berdasarkan resistivitas batuan dibawah permukaan sebagai potensi air irigasi. Pendugaan keberadaan air tanah dilakukan dengan menentukan lokasi menggunakan GPS. Diukur panjang lintasan, yaitu 460 meter dengan jumlah patok adalah 23 buah dan jarak antara patok adalah 20 meter. Pengambilan data menggunakan Geolistrik dengan alat ARES konfigurasi Wenner-Schlumberger pada lintasan yang sudah ditentukan. Kemudian diinjeksikan arus listrik ke dalam tanah melalui kabel konektor penghubung dan elektroda dengan kedalaman 30 cm, kemudian ARES akan menampilkan arus listrik (I), beda potensial (V), dan tahanan jenis semu (ρa). Total pengambilan data dilakukan sebanyak 63 kali berdasarkan tabel resistivity sounding. Selanjutnya data yang telah diperoleh berdasarkan pengukuran diolah menggunakan program Res2Dinv hingga didapatkan gambar penampang resistivitas 2D yang menghasilkan nilai resistivitas dan kedalaman untuk setiap lapisan. Berdasarkan hasil penelitian dan didukung data geologi di Kabupaten Simeulue bahwa kondisi geologi di Desa Situbuk Kecamatan Teupah Tengah adalah aluvium yang terdiri dari lumpur, pasir, lempung, kerikil, dan kerakal. Jika jenis batuan berongga maka nilai resistivitasnya akan lebih besar, sebaliknya jika jenis batuan lebih rapat maka resistivitasnya akan lebih kecil. Hasil resistivitas pada lintasan Situbuk adalah 5 meter sampai 86 meter dan hasil nilai resistivitas sekitar 2.54 Ωm sampai dengan 93,8 Ωm dengan RMS error 44,2% yang terdiri dari susunan pasir dan lempung. Keberadaan air tanah diduga berada pada kedalaman antara 18 – 80 m dengan nilai resistivitas 2,54 – 10 Ωm pada jarak lintasan 280 – 340 m. Sehingga dengan penggunaan lahan sebagai sawah tadah hujan sangat memungkinkan untuk menggunakan air tanah yang ada sebagai potensi air irigasi untuk mengairi sawah tadah hujan di Desa Situbuk. | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PERBANDINGAN HASIL PRODUKSI ANTARA USAHATANI PADI SAWAH TADAH HUJAN DENGAN PENGGUNAAN SUMUR BOR DI DESA SUKA JADI, KECAMATAN BANDA MULIA, KABUPATEN ACEH TAMIANG (ISNAINI FADILLAH, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |