//

PROFIL PELAKU DAN USAHA KECIL MENENGAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS) DI KABUPATEN NAGAN RAYA

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Muhammad Yunus - Personal Name
SubjectACCOUNTING
FINANCIAL MANAGEMENT
SMALL INDUSTRY
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2018

Abstrak/Catatan

RINGKASAN Kelapa sawit (Elaeis Guineensis) adalah tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan khususnya di Indonesia, dahulu perkebunan kelapa sawit dikuasai oleh perusahaan perkebunan besar, akan tetapi sekarang pembukaan areal perkebunan kelapa sawit juga dilakukan oleh perkebunan kecil yang dimiliki rakyat. Berdasarkan observasi diketahui bahwa Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu daerah yang potensial dalam pengembangan kelapa sawit ini. Menurut pendataan dilakukan BPS Nagan Raya tahun (2015), pada sub sektor perkebunan telah memberi andil yang sangat besar bagi pembangunan masyarakat di wilayah ini. Ketertarikan pelaku perkebunan kelapa sawit terus meningkat setiap tahunnya, tahun 2010 luas tanaman kelapa sawit adalah 37.444 Ha, terus meningkat hingga pada tahun 2014 luas tanaman kelapa sawit sudah menjadi 40.556 Ha. Selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan luas tanaman sebanyak 3.112 Ha, Peningkatan luas lahan ini, dikarenakan perkebunan kelapa sawit ini dapat memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat di daerah. Potensi perkebunan juga dapat dilihat dari luas lahan perkebunan, menurut Sensus Pertanian (2013) total dari luas penguasaan tanaman kelapa sawit diprovinsi aceh yaitu 130 ribu hektar, dengan luas lahan rata - rata sekitar 1,5 Ha per rumah tangga usaha perkebunan. Untuk membuka perkebunan kelapa sawit harus mendapatkan syarat pembudidayaan yang menguntungkan. Lahan merupakan sarana produksi, semakin luas penguasaan lahan efisiensi usaha semakin tinggi. Perkebunan kelapa sawit memerlukan biaya yang sangat besar untuk membukanya, sedangkan sebagian kecil masyarakat yang memiliki perkebunan dengan luas lahan tertentu, oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui lebih mendalam mengenai profil pelaku perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya, serta hal apa saja yang menjadi faktor pendorong dan penghambat pada usaha perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siapakah profil pelaku perkebunan kelapa sawit yang memiliki luas lahan skala tertentu, penelitian dilaksana dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pendapat menggunakan analisis pendapatan usaha tani dan untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat perkebunan kelapa sawit dengan pendekatan deskriptif kualitatif, data yang digunakan data adalah primer dan sekunder dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, buku, BPS dan dinas terkait. Pengambilan sampel penelitian menggunan cluster random sampling dengan membagi sampel ke dalam beberapa kelompok dari kelompok tersebut sampel diambil. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pada umumnya pelaku usaha kecil menengah perkebunan kelapa sawit merupakan penduduk setempat Kabupaten Nagan Raya, dengan kepemilikan lahan adalah hak milik diperoleh dengan dibeli, lahan perkebunan tersebut merupakan alih fungsi hutan dan perkebunan kelapa sawit memerlukan permodalan yang besar oleh sebab itu pelaku perkebunan membuka usaha ini dilakukan secara bertahap. Kelapa sawit sudah menjadi pendapatan utama bagi pelaku perkebunan karena pendapatan dari kelapa sawit ini lebih besar dari pendapatan non-kelapa sawit. Sedangkan faktor yang menjadi pendorong pada perkebunan kelapa sawit adalah mudah dalam pemeliharan karena tanaman kelapa sawit ini tahan berbagai kondisi lahan, cuaca dan pemeliharaan kelapa sawit ini cenderung tidak terlalu sulit, sedangkan akses pasar mudah karena banyak pabrik kelapa sawit dan harga beli bersaing, sebaliknya faktor yang menjadi penghambat adalah permodalan karena memerlukan biaya besar dari awal pembelian sampai tanaman kelapa sawit tersebut menghasilkan. Selain itu, juga sulitnya untuk mendapatkan akses bibit berkualitas dan tingginya harga. Adapun saran yang bisa diberikan dari penelitian ini, kepada pelaku perkebunan tidak dianjurkan di areal perkebunannya ditanami tanaman tumpang sari dan diharapkan kepada pemerintah daerah untuk melakukan kerja sama dengan instansi atau perusahaan terkait yang melakukan pengembangan bibit kelapa sawit, sehingga memudahkan pelaku perkebunan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUB SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN NAGAN RAYA PROVINSI ACEH (Muji burrahmat, 2018)

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN NAGAN RAYA (Widiya Astuti, 2020)

POPULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) DI RIZOSFER KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) PADA PERKEBUNAN RAKYAT DAN PT. KALISTA ALAM DI KAWASAN RAWA TRIPA (Maulidin, 2015)

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN KOMODITAS KELAPA SAWIT DI PANTAI BARAT ACEH (Nurchalis, 2016)

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PREDATOR DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) PADA FASE PERTUMBUHAN YANG BERBEDA (Hardika Azmi Solin, 2020)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy