//
PENGUJIAN ALAT PENGERING SURYA SEDERHANA DAN MODIFIKASI MENJADI ALAT PENGERING HYBRID |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Muhammad Irvan - Personal Name |
---|---|
Subject | DRYING PROCESSES AGRICULTURAL MACHINERY |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala |
Tahun Terbit | 2018 |
Abstrak/Catatan MUHAMMAD IRVAN. 1205106010047. Pengujian Alat Pengering Surya Sederhana Dan Modifikasi Menjadi Alat Pengering Hybrid. Di bawah bimbingan Raida Agustina, sebagai ketua dan Dewi Sri Jayanti sebagai anggota RINGKASAN Pengering hybrid merupakan pengering yang menggunakan dua atau lebih sumber energi untuk proses penguapan air. Pengering hybrid pada penelitian ini menggunakan sumber energi matahari dan pembakar biomassa. Teknologi ini merupakan alternatif teknologi untuk pengeringan produk pertanian. Pengeringan dengan penjemuran sangat bergantung pada keadaan cuaca. Hal ini mengakibatkan produk pertanian mudah rusak dan berjamur. Sehingga diperlukan alat pengering hybrid dengan sumber energi matahari dan pembakaran biomassa agar pengeringan dapat berlangsung kontinyu dan terkontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah memodifikasi alat pengering surya sederhana menjadi alat pengering hybrid dengan tambahan energi panas dari pembakaran tempurung kelapa untuk melakukan uji pengeringan pada kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Perbengkelan Alat dan Mesin Pertanian dan Laboratorium Teknik Pasca Panen Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala pada Bulan Juni 2017. Pengujian kinerja alat pengering hybrid meliputi distribusi temperatur, kelembaban relatif, kecepatan udara, iradiasi surya, kadar air dan energi untuk proses pengeringan. Penelitian ini dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu : (1). Pengeringan mengunakan sumber panas energi matahari. (2). Pengeringan menggunakan kombinasi energi matahari dengan pembakaran biomassa. (3). Pengeringan menggunakan energi pembakaran biomassa. Hasil pengukuran menunjukkan besarnya distribusi temperatur rata-rata pada uji kosong perlakuan 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar 42oC, 49oC dan 35oC, sementara distribusi temperatur rata-rata pada saat pengeringan kacang hijau pada perlakuan 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar 49oC, 50 oC dan 35oC. Hasil pengukuran kelembaban relatif pada uji kosong perlakuan 1, 2 dan 3 adalah 60,23%, 44,91% dan 58,2%, sementara kelembaban relatif pada saat pengeringan kacang hijau perlakuan 1, 2 dan 3 adalah 44,69%, 45,69% dan 57,75%. Hasil pengukuran kecepatan udara pada uji kosong perlakuan 1, 2 dan 3 adalah 0,07 m/s, 0,11 m/s dan 0,09 m/s, sementara kecepatan udara saat pengeringan kacang hijau untuk perlakuan 1, 2 dan 3 adalah 0,11 m/s, 0,1 m/s dan 0,08 m/s. Hasil pengukuran iradiasi surya pada uji kosong perlakuan 1 dan 2 didapatkan sebesar 87,79 W/m2 dan 361,05 W/m2, sementara saat pengeringan kacang hijau perlakuan 1 dan 2 didapatkan sebesar 360,47 W/m2 dan 369,79 W/m2. Hasil perhitungan energi untuk proses pengeringan rata-rata perhari saat uji kosong pada perlakuan 1 dan 2 adalah 3,15 MJ dan 3,41 MJ, sementara saat pengeringan kacang hijau perlakuan 1 dan 2 didapatkan sebesar 3,22 MJ dan 3,14 MJ. Unuk hasil perhitungan total energi pembakaran biomassa rata-rata perhari adalah 272,142 MJ. Hasil perhitungan kadar air pada pengeringan biji kacang hijau pada perlakuan 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar 8,42%, 8,27% dan 10,75 %. Dari ke 3 perlakuan, pengeringan menggunakan kombinasi energi matahari dengan pembakaran biomassa menjadi pengeringan yang memiliki nilai distribusi temperatur tertinggi diantara perlakuan lainya. | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan MODIFIKASI MODEL RAK ALAT PENGERING TIPE HYBRID PADA PENGERINGAN IKAN KEUMAMAH (Fajar Rizki, 2019) |
|
Kembali ke sebelumnya |