//
ANALISIS SIFAT CURAH HUJAN DAN NERACA AIR LAHAN UNTUK PENENTUAN POLA DAN JADWAL TANAM DI LAHAN TADAH HUJAN SUB DAS KRUENG ACEH HILIR |
|
![]() |
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
Pengarang | SITI MAULIDINA - Personal Name |
---|---|
Subject | WATER CONSERVATION - AGRICULTURE AGRICULTURAL LANDS |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala |
Tahun Terbit | 2018 |
Abstrak/Catatan RINGKASAN Curah hujan sebagai suatu masukan utama dalam memenuhi kebutuhan air tanaman, khususnya untuk tanaman yang diusahakan di lahan tadah hujan. Namun ketidakteraturan curah hujan dapat menjadi permasalahan bagi para petani, sehingga karakteristik hujan perlu ditentukan dengan mengetahui sifat dan distribusi curah hujan. Ketika ada suatu masukan (curah hujan) maka ada keluaran (output) dari suatu lahan seperti evapotranspirasi, perkolasi dan runoff. Banyaknya air yang masuk maupun yang keluar disuatu tempat disebut Neraca Air. Neraca air berfungsi untuk mengetahui keadaan air pada kondisi surplus dan defisit, sehingga pola tanam dapat ditentukan dengan melihat kandungan air tanah yang bernilai positif dan negatif. Penelitian ini dilakukan di lahan sawah tadah hujan Kecamatan Indrapuri, Kuta Malaka dan Suka Makmur. Peralatan yang digunakan Alat Bor Tanah dan GPS. Pengumpulan data berupa analisis tanah, peta, data iklim dari stasiun klimatologi Indrapuri. Pengolahan data yaitu sifat curah hujan berdasarkan parameter simpangan baku dan distribusi frekuensi curah hujan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis, neraca air lahan dan pola tanam. Hasil penelitian menunjukkan curah hujan berkisar antara 60,05 mm sampai 289,96 mm dengan karakteristik sifat curah hujan normal sebesar 42%. Distribusi frekuensi menunjukkan pada periode ulang 2 tahun curah hujan rencananya 146,3160 mm, pada 5 tahun 161,2040 mm, pada 10 tahun 170,6632 mm, pada 25 tahun 182,3178 mm, sedangkan pada 50 tahun 190,7960 mm. Lahan sawah tadah hujan berdasarkan kekeringan meteorologis dengan curah hujan normal maka daerah tersebut dapat dikatakan tidak kering. Neraca air lahan menunjukkan kandungan air tanah bernilai positif (surplus) selama 6 bulan sebesar 510,54 mm/tahun dan negatif (defisit) selama 5 bulan sebesar 239,25 mm/tahun, sehingga pola tanam yang ditentukan (padi-jagung-kedelai). Namun, berdasarkan ketersediaan curah hujan efektif dan kebutuhan air tanaman, pola tanam padi mengalami surplus pada akhir masa panen yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman palawija pada masa awal tanam, namun kebutuhan yang melebihi ketersediaan air sehingga pola tanam kedua dan ketiga tidak dapat terpenuhi. Pola tanam yang sesuai berdasarkan neraca air lahan, karakteristik curah hujan efektif dan kebutuhan air tanaman ialah (padi-kedelai-bera) dengan memanfaatkan keadaan surplus air dengan pembuatan tampungan air yang dapat dimanfaatkan pada saat defisit air. | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan EVALUASI SIFAT CURAH HUJAN DAN NERACA AIR LAHAN UNTUK PERENCANAAN PERTANIAN DI KECAMATAN SEULIMEUM KABUPATEN ACEH BESAR (T. Juliandra Pratama, 2015) |
|
Kembali ke sebelumnya |