//

DISFEMISME BAHASA ACEH DALAM TUTURAN ANAK-ANAK DI GAMPONG ULEE LHAT, MONTASIK, ACEH BESAR

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang KHAIRATIN NISAK - Personal Name

Abstrak/Catatan

ABSTRAK Nisak, Khairatin. 2017. Disfemisme Bahasa Aceh dalam Tuturan Anak-Anak di Gampong Ulee Lhat, Montasik, Aceh Besar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pembimbing: (1) Dr. Rajab Bahry, M. Pd. (2) Drs. Saifuddin Mahmud,M. Pd. Kata kunci: Disfemisme, bahasa Aceh, tuturan anak-anak Penelitian ini berupaya mengungkapkan ragam disfemisme bahasa Aceh dalam tuturan anak-anak. Penelitian yang berjudul Disfemisme Bahasa Aceh dalam Tuturan Anak-Anak di Gampong Ulee Lhat, Montasik, Aceh Besar membahas tentang bentuk ungkapan disfemisme, konteks penggunaan disfemisme bahasa Aceh dalam tuturan anak-anak di Gampong Ulee Lhat, dan faktor yang melatarbelakangi penggunaan ungkapan disfemisme bahasa Aceh dalam tuturan anak-anak di Gampong Ulee Lhat, Montasik, Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Data penelitian ini adalah ungkapan lisan berupa kalimat atau bukan kalimat yang mengandung ungkapan disfemisme, sedangkan sumber data adalah tuturan anak-anak di Gampong Ulee Lhat, Montasik, Aceh Besar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak (pengamatan/observasi), teknik rekam/catat, dan teknik wawancara. Berdasarkan hasil analisis data, temuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, anak-anak Gampong Ulee Lhat menggunakan ungkapan disfemisme berbentuk kata, frasa, dan klausa. Ungkapan disfemisme berbentuk kata terdiri atas, dèk, bui, jén, takat, dan klo. Ungkapan disfemisme berbentuk frasa terdiri atas, 'ok ma, dèk lumo, he pungö, pèk lumo, 'ok lumo, pencuri-pencuri lumo, he asèe, 'ok ma, he kloe, he jén, lagèe eumpeuenta'euen, he budôkkanyan, pèk ma, ureueng pungo, ureueng pungo, aneuk pèk lumo, aneuek pèk ma, pap lumo, dan dèk ma. Ungkapan disfemisme berbentuk klausa terdiri atas, kusipak, bangai lagèe bui, kuantok, beu’o lagèe bui, bansa buloe inong, bansa raya ulè, dan tungang lagèe bui. Kedua, konteks penggunaan disfemisme dalam tuturan anak-anak Gampong Ulee Lhat disebabkan marah, menjawab panggilan, bercanda, meminta, bertanya, saat kesakitan, karena kebiasaan, merespons pertanyaan, terkejut, tidak sependapat dan bermaksud mengejek. Ketiga, faktor yang melatarbelakangi penggunaan disfemisme dalam tuturan anak-anak Gampong Ulee Lhat adalah faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat, faktor pendidikan orang tua, status sosial, jenis kelamin, dan usia.

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

DISFEMISME BAHASA ACEH DALAM TUTURAN MASYARAKAT GAMPONG ATONG KECAMATAN MONTASIK ACEH BESAR (Zahratul Husna, 2017)

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA ULEE LHAT KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR (TAUFIQURRAHMAN, 2015)

MENGEMBANGKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI PAUD QUR’ANI NURUL ILMI GAMPONG REUDEP MONTASIK ACEH BESAR (PUTRI AYU, 2019)

PENGGUNAAN SAPAAN KEKERABATAN DALAM TUTURAN MASYARAKAT KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA (MIFTAHUL JANNAH, 2019)

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG STIMULASI BAHASA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA TODDLER DI GAMPONG LAMPEUDAYA KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR (ABQARIAH, 2016)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy