//

PENGEMBANGAN KERBAU RAWA KALANG DAN ITIK ALABIO TERHADAP POTENSI LAHAN RAWA DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang MASRULAH - Personal Name
SubjectINVESTMENT - ECONOMICS
ANIMAL HUSBANDRY - PRODUCTION ECONOMICS
Bahasa Indonesia
Fakultas Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2018

Abstrak/Catatan

ANALISIS PENGEMBANGAN PETERNAKAN KERBAU RAWA KALANG DAN ITIK ALABIO PADA LAHAN RAWA DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh : MASRULAH NIM : 1609200010030 Pembimbing : 1. Dr. Aliasuddin, SE, M.Si 2. Dr. Indra, MP ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensial dan kelayakan usaha memelihara kerbau rawa kalang dan beternak itik alabio di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara serta melakukan studi kelayakan investasi peternakan tersebut. Dalam studi kelayakan investasi ini meninjau dari beberapa aspek investasi di antaranya adalah aspek sosial ekonomi, aspek dampak lingkungan dan aspek keuangan serta melakukan perhitungan kelayakan investasi untuk mengetahui apakah kegiatan peternakan kerbau rawa kalang dan itik alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara layak atau tidak secara finansial untuk dilaksanakan. Metode yang digunakan adalah Cost Benefit Analysis (CBA) yang terdiri dari Net Present Value (NVP), Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Pay Back Period (PBP) untuk mengetahui apakah usaha memelihara kerbau rawa kalang dan beternak itik alabio dapat menentukan hasil analisa dalam menghitung keuntungan dan kelayakan usaha. Sampel digunakan sebanyak 50 orang peternak kerbau rawa kalang dan 74 orang peternak itik alabio yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus Slovin. Hasil penelitian secara CBA menunjukan bahwa memelihara kerbau rawa kalang dan beternak itik alabio layak untuk dikembangkan yang mana nilai NPV > 0, nilai IRR > 1, niai BCR > 1 dan PBP selama tahun ke empat sudah dapat mengembalikan modal usaha. Keuntungan usaha memelihara kerbau rawa kalang dan beternak itik alabio relatif hampir sama jika dihitung secara finansial selama lima tahun. Untuk memperoleh keuntungan yang besar dalam beternak maka sistem yang dilakukan adalah sistem ekstensif yang mana ternak digembalakan diluar kandang yang tergantung pada lahan rawa sebagai sumber makanan dan sistem ini lebih efektif karena biaya yang dikeluarkan kecil. Pemerintah Daerah juga ikut ambil bagian dalam pembenahan dan pengaturan ladang pengembalaan agar dapat terpenuhi Hijauan Makanan Ternak (HMT) secara berkelanjutan dan juga dapat memberikan bantuan berupa pakan tambahan, vaksin dan obat –obatan untuk kesehatan ternak. Pemerintah daerah bisa membantu masyarakat miskin dengan menciptakan lapangan kerja kepada masyarakat menjadi peternak di daerah ini untuk meningkatkan pendapatan mereka. Kata kunci : Kerbau Rawa Kalang, Itik Alabio, Investasi, Kelayakan Usaha, Ekstensif.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KERBAU RAWA BETINA DI KECAMATAN KLUET UTARA KABUPATEN ACEH SELATAN (Maulidani, 2018)

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI AREAL BEKAS HUTAN RAWA, KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA (KHAIRIL ANWAR, 2015)

PEMODELAN PINTU AIR OTOMATIS UNTUK DAERAH RAWARNDENGAN MENERAPKAN HUKUM ARCHIMEDES (Khairul, 2014)

INVENTARISASI DAN DISTRIBUSI EKTOPARASIT PADA IKAN LELE LOKAL (CLARIAS BATRACHUS) KABUPATEN ACEH BARAT DAYA (Raudhi Kurniawan, 2014)

KAJIAN KONDISI EKSISTING DAN ARAHAN PENGELOLAAN LAHAN KAWASAN SUAKA MARGASATWA GAMBUT RAWA SINGKIL (Zikri Wali, 2020)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy