//
KEKALAHAN CALON PERSEORANGAN ZAINI ABDULLAH DAN NASARUDDIN PADA PILKADA ACEH TAHUN 2017 |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Adilla Ghafara - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan ABSTRAK ADILLA GHAFARA, KEKALAHAN CALON PERSEORANGAN ZAINI ABDULLAH DAN NASARUDDIN PADA PILKADA ACEH TAHUN 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala Dr. Effendi Hassan, M.A (xiii, 64, pp., bibl., app). Majunya Zaini Abdullah dengan mekanisme jalur perseorangan sebagai kandidat Petahana membuka peluang untuk memenangi Pilkada tahun 2017 sebenarnya, hal ini disebabkan oleh adanya potensi seperti mobilisasi masyarakat dan juga hal-hal lain yang mendukung untuk mencapai kemenangan seperti halnya ada sebagaian dukungan dari mantan Kombatan yang masih di anggab kuat, memiliki kekuasaan utuk mengatur mobilisasi masa baik itu masyarakat maupun biroekrasi, serta seringnya muncul di publik dan juga memiliki program kerja yang sudah dijalankan untuk dikampanyekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kekalahan calon perseorangan Zaini Abdullah dan Nassarudin pada Pilkada Aceh tahun 2017 dan mengetahui faktor penghambat calon perseorangan Zaini Abdullah dan Nassarudin untuk memenangi Pilkada Aceh tahun 2017. Data yang diperlukan dalam penulisan skripsi diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku teks, peraturan perundang-undangan, serta bacaan yang berkaitan dengan penelitian ini, sedangkan penelitian lapangan diperoleh melalui hasil wawancara dengan beberapa informan yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Calon gubernur dari jalur perseorangan hanya akan memenangi pertarungan pilkada jika ia adalah tokoh yang sangat disukai oleh masyarakat. Tanpa didukung partai politik, akan sulit bagi calon independen untuk mengkonsolidasikan tim sukses yang efektif dalam waktu singkat. Karena itu, calon independen betul-betul sangat bergantung pada personalisasi politik yang dimilikinya. Selain itu Faktor usia termyata tidak bisa diremehkan bagi seseorang jika hendak mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah. Persepsi umum di masyarakat, orang yang telah berusia lanjut sebaiknya pensiun dari jabatan publik. Melihat hal ini diharapkan sebaiknya jika hendak maju sebagai calon kepala daerah, lebih baik jika diusung dan atau didukung oleh partai politik dari pada melalui jalur perseorangan, serta pejabat publik yang terpilih melalui mekanisme demokrasi haruslah bekerja dan mengabdi untuk kepentingan masyarakat. Kata Kunci: Calon Perseorang, Petahana, Pilkada Aceh | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan KEKALAHAN PASANGAN SARJANI ABDULLAH – M. IRIAWAN DALAM PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 DI KABUPATEN PIDIE (USWATUL KHAIRAT, 2018) |
|
Kembali ke sebelumnya |