//
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) SECARA GENERATIF DI INSTALASI PEMBIBITAN PERKEBUNAN SMK-PP NEGERI SAREE KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | RIZA SAHPUTRA - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan RIZA SAHPUTRA. “ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN KAKAO (Theobroma Cacao L.) SECARA GENERATIF DI INSTALASI PEMBIBITAN PERKEBUNAN SMK-PP NEGERI SAREE KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR” (Dibawah Bimbingan Widiyawati, SE, M.Si AK). Kakao atau dengan bahasa latin Theobroma Cacao L. merupakan tanaman yang bersal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian Utara, buah kakao yang diambil bagian bijinya ini digunakan sebagai bahan makanan untuk pertama kalinya oleh suku Maya dan suku Astek. Analisis kelayakan dalam budidaya sangatlah penting untuk dilakukan sebelum memulai kegiatan budidaya tersebut, agar dapat meminimalisir biaya pengeluaran, resiko kegagalan, dan juga untuk mengetahui tingkat keuntungan dan manfaat yang di dapatkan dari budidaya yang akan dilakukan. Kemudian hasil dari analisis kelayakan ini juga dapat diambil sebagai bahan pertimbangan terhadap usaha tersebut dapat dijalankan atau tidak. Tujuan dari laporan penugasan akhir ini adalah untuk mengetahui besarnya modal yang dikeluarkan, analisis keuntungan, dan kelayakan usaha pembibitan kakao secara generatif di SMK-PP Negeri Saree Aceh. Laporan penugasan akhir yang menggunakan metode Studi Kasus ini berlangsung sejak 4 Januari hingga 2 Maret, jenis data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan langsung melalui tanya jawab kepada pembimbing lapangan dan kepada staf-staf yang berkaitan dengan Penelitian di SMK-PP Negeri Saree. Sedangkan data sekunder didapat dari buku, jurnal, dan internet yang berkaitan dengan penelitian. Pembibitan secara generatif merupakan suatu metode perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji dari tanaman. Perbanyakan secara generatif dihasilkan melalui perkawinan antara dua tanaman induk yang telah diseleksi dengan mutu yang baik, perkawinan ini terjadi pada organ bunga dari salah satu pohon induk kemudian menghasilkan buah dan terdapat biji di dalamnya. Perbanyakan dengan cara generatif dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dari perbanyakan dengan cara vegetatif seperti, mudah dilakukan, perakaran kokoh, dapat cepat tersedia dalam jangka waktu yang singkat dan dalam skala yang besar, masa produktifnya lama, dan tidak memerlukan keahlian khusus seperti pada perbanyakan dengan cara vegetatif. Besarnya biaya produksi yang di butuhkan dalam usaha pembibitan kakao secara generatif dalam skala 3200 batang adalah sebesar Rp. 7.257.916,- / MP. Keuntungan yang di peroleh dalam usaha pembibitan kakao secara generatif setelah di kurangi total biaya produksi ialah sebesar Rp. 5.158.084,- / MP. Nilai R/C Ratio yang di dapat dalam usaha pembibitan kakao secara generatif ini adalah 1,7 dimana setiap penanaman biaya produksi Rp. 1 maka akan megembalikan biaya produksi sebesar Rp. 1,7, R/C ratio yang didapat > 1 maka usaha ini layak untuk di usahakan. BEP Produksi yang dibutuhkan agar mencapai titik impas ialah sebanyak 1.814 batang, dan BEP Harga yang dibutuhkan agar mencapai titik impas ialah sebesar Rp. 2.268,- | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN NILAM DI INSTALASI PEMBIBITAN TANAMAN PERKEBUNAN SMK-PP NEGERI SAREE KABUPATEN ACEH BESAR (Ahmaddiansyah Sitepu, 2019) |
|
Kembali ke sebelumnya |