//
PEMIKIRAN TEUNGKU MUHAMMAD DAHLAN AL FAIRUSY AL BAGHDADY TENTANG KONSEP KEPEMIMPINAN POLITIK (PUBLIK) |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Cut Kamilah Alfarhany - Personal Name |
---|---|
Subject | LEADERSHIP PRINCIPALS |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA |
Tahun Terbit | 2017 |
Abstrak/Catatan ABSTRAK CUT KAMILAH AL FARHANY, PEMIKIRAN TEUNGKU MUHAMMAD DAHLAN 2017 AL FAIRUSY AL BAGHDADY TENTANG KEPEMIMPINAN POLITIK (PUBLIK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala (Bukhari, SE., MHSc) (xi,77), pp., bibl., app, Penelitian yang berjudul “Pemikiran Teungku Muhammad Al Fairusy Al Baghdady Tentang Kepemimpinan” mengangkat tentang biografi dan keterlibatan Abu Dahlan secara tidak langsung dalam bidang politik, beliau hanya menjadi penasehat dan memberi arahan politik kepada unsur-unsur pemimpin Aceh. Dalam pandangan Abu Dahlan politik merupakan merupakan sebuah hal yang bersifat memaksa karena pelakunya sendiri harus melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam supaya mendapatkan kekuasaan. Bagaimana kekuasaan dan kepemimpinan dijalankan sesuai amanah untuk mensejahterakan rakyat jika tujuan dari seorang pemimpin yang buruk dan dosa. Maka seharusnya seseorang yang ingin menjadi pemimpin memperbaiki dirinya sendiri sebelum memperbaiki dan menjadi pemimpin orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pemikiran tentang konsep kepemimpinan dan latar Sosial-Politik Teungku Muhammad Dahlan Al Fairusy Al Bagdhady. Pendekatan yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori pemikiran politik islam, teori pemikiran politik Islam Al Farabi dan konsep sosiologi-politik untuk menganalisa permasalahan yang terjadi dimasyarakat. Hasil penelitian menunjukkan adanya konsep kepemimpinan menurut Abu Dahlan dilihat dari beberapa sub kepemimpinan yaitu, tujuan, tugas dan fungsi pemimpin, kriteria pemimpin, pengangkatan pemimpin dan latar sosial politik Abu Dahlan sebagai seorang pemimpin Zawiyah Tanoh Abee yang ikut terlibat dalam politik, namun tidak terlibat langsung dalam politik praktis. Hal ini dikarenakan Abu Dahlan merupakan salah satu ulama sufi yang mengamalkan ilmu Tasawuf, yang mana seseorang yang mengamalkan ilmu Tasawuf beranggapan bahwa salah satu penyebab praktik, dan ilmu Tasawuf tidak bisa berkembang dalam tubuh seorang manusia disebabkan karena ketergantungan pada patron pemerintah, yang sumber dananya dianggap tidak bersih. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kepemimpinan merupakan amanah, titipan Allah SWT, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan serta seorang pemimpin seharusnya bukan dipilih oleh masyarakat karena tidak semua masyarakat memiliki pengetahuan bagaimana melihat seorang pemimpin yang layak untuk dipilih dan seorang pemimpin dipilih oleh para tokoh baik itu tokoh agama dan tokoh masyarakat. Ketika Abu Dahlan menjadi pemimpin Zawiyah Tanoh Abee beliau secara khusus tidak melakukan politik praktis artinya pasca perang Aceh kepemimpinan Abu Dahlan lebih kepada kepemimpinan seorang ulama dan persoalan politik tidak menjadi agenda utama di Zawiyah Tanoh Abee. Kata Kunci : Pemikiran Politik, Abu Dahlan, Konsep Kepemimpinan | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PEMIKIRAN ALI HASJMY TENTANG KONSEP KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN DI ACEH (Zaini Safitri, 2018) |
|
Kembali ke sebelumnya |