//
ANALISIS BUDIDAYA USAHA JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) DI UPTD BALAI BENIH HORTIKULTURA SAREE KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | M.DERI - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan RINGKASAN M. Deri. Nim 1405002010034. Analisis Budidaya Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) di UPTD Balai Benih Hortikultura Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Nama jamur tiram diambil dari bentuk tudungnya yang melengkung, lonjong, dan membulat menyerupai kerang atau cangkang tiram dengan bagian tepi yang bergelombang. Jamur ini banyak diminati karena cita rasanya yang lezat dan bisa dibuat menjadi berbagai macam olahan masakan. Jamur tiram putih ini berfungsi sebagai alternatif protein khususnya bagi vegetarian dan penderita kolesterol tinggi. Kandungan gizi daging setara dengan jamur, bahkan cenderung lebih baik karena bebas dari kolesterol jahat. Cocok bagi penderita kanker dan tumor karena didalam jamur tiram putih ini terdapat senyawa pluran, yaitu senyawa antikanker dan antitumor. Protein jamur tiram putih sekitar 19-35%, dibandingkan beras 7,3%, gandum 13,2% dan susu sapi 25,2% sehingga proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Kandungan nutrisi jamur tiram putih antara lain kalori 300 kilo kalori, abu 6,5%, protein 26,6%, karbohidrat 50,57%, lemak 2% dan serat 13,3%. Kegiatan tugas akhir ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Hortikultura Saree terletak di Desa Suka Mulia Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh . Adapun objek dalam tugas akhir ini adalah analisis budidaya usaha jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Metode yang digunakan adalah studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari penelitian kelapangan sebagai sumber informasi yang dicari. Pengumpulan data diperoleh selama 60 hari dimulai dari 03 Januari – 04 Maret 2017. Panen jamur tiram biasanya dilakukan 40 hari setelah tanam atau sekitar 4- 5 hari setelah pembentukan tubuh buah. Ketika dipanen bobot jamur diperkirakan mencapai 100 gr/baglog. Satu baglog jamur tiram dapat dipanen hingga 10 kali selama tiga bulan dengan interval panen setiap 10 hari sekali, namun bila lebih dari masa tersebut pemanenan sudah kurang produktif . Biasanya hasil yang diperoleh dari budidaya jamur tiram tidak serentak melainkan bertahap dengan hasil 1 baglog bisa mencapai 1 kg. Bila baglog dibuat 100 unit maka hasil yang dapat diperoleh bisa 100 kg. Terjadinya ketidak keserempakan panen jamur tiram disebabkan karena kelembapan yang kurang efektif, penyiraman yang tidak merata dan suhu yang kurang optimal. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran. Jika dipanen siang hari, berat jamur menyusut karena kepanasan dan sulit untuk dipasarkan. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan ANALISIS BUDIDAYA USAHA JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) DI UPTD BALAI BENIH HORTIKULTURA SAREE KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR (M.DERI, 2017) |
|
Kembali ke sebelumnya |