//

PERTUMBUHAN ITIK LOKAL JANTAN DENGAN PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU, MENIR, DAN KULIT TELUR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN KONSENTRAT PADA PERIODE FINISHER

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang ISMATURRAHMI - Personal Name
SubjectDUCKS - RESOURCE ECONOMICS
DUCKS
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2017

Abstrak/Catatan

RINGKASAN Penggunaan bahan-bahan pakan alternatif sebagai campuran konsentrat dapat mengurangi biaya ransum. Akan tetapi, penggunaan bahan-bahan pakan ini tidak boleh menekan ataupun menghambat pertumbuhan itik. Oleh karena itu, bahan-bahan pakan alternatif yang dipilih haruslah memiliki beberapa persyaratan, antara lain, mudah didapat, harga murah, ketersediannya kontinyu, dan tidak mengandung racun ataupun zat yang berbahaya. Beberapa bahan pakan alternatif yang banyak tersedia di Aceh dan harganya relatif lebih murah adalah ampas tahu, menir, dan kulit telur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pe mberian tepung ampas tahu + menir + tepung kulit telur + minyak sawit sebagai bahan campuran konsentrat komersil itik selama periode akhir terhadap pertumbuhan itik lokal jantan. Tugas Akhir ini dilakukan di Peternakan UD Niwatori, Kabupaten Aceh Besar tanggal 29 Januari‒25 Maret 2017. Materi yang digunakan adalah 100 ekor anak itik (DOD) lokal jantan. Ransum yang diberikan yaitu (1) ransum komersil ayam broiler CP511 dan CP512 Bravo selama periode 0‒2 minggu dan 2‒4 minggu (2) ransum perlakuan berupa campuran konsentrat komersil itik CP144 dengan jagung, dedak, tepung ampas tahu, menir, Mineral B12 , tepung kulit telur, dan minyak sawit selama periode 4‒8 minggu. Parameter yang diukur adalah total penerimaan, total biaya, income over feed cost (IOFC), dan total income. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa pemeliharaan itik lokal jantan yang diberikan ransum konsentrat itik dengan campuran jagung + dedak + tepung ampas tahu + menir + tepung kulit telur + Mineral B12 + minyak sawit (R B ‒RD ) selama periode 4‒8 memiliki berat badan akhir dan pertambahan berat badan lebih tinggi dibandingkan dengan pemeliharaan itik lokal jantan yang diberikan ransum konsentrat itik dengan campuran jagung + dedak + tepung kulit telur (kontrol). Ransum kontrol adalah ransum yang disusun dari bahan konsentrat itik petelur N144 sebanyak 20% ditambah jagung 40%, dedak 35%, dan tepung batu 5% (sesuai anjuran pabrik) . Tepung batu, dikarenakan tidak tersedia di pasaran, digantikan dengan 3% tepung kulit telur + 2% Mineral B 12. Rataan bobot badan akhir umur 8 minggu itik lokal jantan penelitian ini dari semua perlakuan berkisar 1.203‒1.301 g/ekor. Sedangkan, rataan pertambahan bobot badan itik lokal jantan selama pemeliharaan delapan minggu dari semua perlakuan berkisar 144,96‒157,29 g/ekor/minggu atau 1.160‒1.258 g/ekor. Hasil analisis terlihat bahwa Itik lokal jantan yang diberi ransum konsentrat itik dengan campuran jagung + dedak + tepung ampas tahu + menir + tepung kulit telur + Mineral B12 + minyak kelapa (RB ‒RD ) selama periode 4‒8 minggu memiliki rataan konsumsi ransum lebih tinggi dibandingkan dengan pemeliharaan itik lokal jantan yang diberi ransum kontrol (R A ). Rataan konsumsi ransum itik lokal jantan penelitian ini selama 4 minggu pertama adalah 1.364 g/ekor, sedangkan total 8 minggu berkisar 5.535‒5.860 g/ekor. Hasil analisis terlihat bahwa itik lokal jantan yang diberi ransum konsentrat itik dengan campuran jagung + dedak + tepung ampas tahu + menir + tepung kulit telur + Mineral B12 + minyak kelapa (R B ‒RD ) selama periode 4‒8 minggu memiliki rataan konversi ransum lebih buruk dibandingkan dengan pemeliharaan itik lokal jantan yang diberi ransum kontrol (R A ). Rataan konversi ransum itik lokal jantan selama pemeliharaan 8 minggu dari semua perlakuan berkisar 4,23‒5,57. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan banyak bahan pakan, terdiri dari bahan-bahan pakan alternatif (tepung ampas tahu + menir + tepung kulit telur) + bahan pakan konvensional (jagung, dedak, minyak sawit) + supplement (Mineral B12 ) menghasilkan pertumbuhan itik lokal jantan yang lebih baik daripada menggunakan 3 macam bahan pakan saja (jagung + dedak + mineral) sebagai campuran konsentrat itik.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PERTUMBUHAN ITIK LOKAL JANTAN DENGAN PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU, MENIR, DAN KULIT TELUR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN KONSENTRAT PADA PERIODE FINISHER (ISMATURRAHMI, 2017)

BOBOT DAN PERSENTASE KARKAS ITIK LOKAL JANTAN DENGAN PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU, MENIR, DAN KULIT TELUR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN KONSENTRAT PADA PERIODE FINISHER (DEVI RAIYANI, 2018)

ANALISIS EKONOMI PEMELIHARAAN AYAM KAMARAS JANTAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMERSIL YANG DISUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU + TEPUNG KULIT TELUR + FEED SUPPLEMENT (Murniati, 2016)

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN TEPUNG AMPAS TAHU DAN TEPUNG BERAS MERAH (ORYZA NIVARA) SERTA LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU CRACKERS (Ridwan, 2017)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LOKAL YANG MENGANDUNG LIMBAH IKAN LEUBIEM HITAM (CHANTHIDERMIS MACULATUS) SEBAGAI SUMBER PROTEIN TERHADAP PERTUMBUHAN ITIK ALABIO FASE GROWER (Saipullah, 2018)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy