//

STIGMA KELUARGA TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIAL BUDAYA DENGAN PENDEKATAN MODEL KONSEPTUAL MADELEINE LEININGER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Risna - Personal Name
SubjectSCHIZOPHRENIA - SOCIAL WELFARE
Bahasa Indonesia
Fakultas Program Studi Magister Keperawatan Unsyiah
Tahun Terbit 2017

Abstrak/Catatan

Stigma adalah tanda atau ciri yang menandakan pemiliknya membawa sesuatu yang buruk dan oleh karena itu dinilai lebih rendah dibandingkan dengan orang normal. Bagi klien gangguan jiwa, stigma merupakan penghalang yang memisahkan mereka dengan masyarakat dan menjauhkan mereka dari orang lain. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk menganalisis stigma keluarga terhadap penderita skizofrenia ditinjau dari aspek sosial budaya dengan pendekatan model konseptual Madeleine Leininger. Informan dalam penelitian ini adalah keluarga dengan penderita skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu 6 informan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tehnik observasi dan wawancara mendalam yaitu mengeksplorasi persepsi keluarga mengenai stigma terhadap penderita skizofrenia dengan pendekatan aspek budaya Madeleine Leininger. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan. Pertama, pendekatan statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik informan. Kedua, analisis tematik digunakan menganalisa data terkait persepsi keluarga terhadap penderita skizofrenia. Hasil penelitian, informan memiliki stigma terhadap penderita skizofrenia. Proses stigma terjadi mulai labeling, stereotip dan separation, kehilangan status (loss Status) dan diskriminasi tidak terjadi karena dukungan dan sikap keluarga yang positif. Aspek budaya yang dipertahankan yaitu pemahaman agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat penderita skizofrenia. Negosiasi budaya yaitu intervensi keperawatan untuk membantu keluarga dalam hal pengobatan yang sesuai terhadap penderita skizofrenia. Restrukturisasi budaya dilakukan pada perilaku keluarga yang tidak menerima kondisi penderita dengan perilaku yang tidak wajar dan menelantarkan penderita karena menganggap tidak produktif dan menambah masalah keluarga. Diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan secara positif pada penderita skizofrenia agar terjadi pemulihan dan menghindari kekambuhan serta meningkatkan kemandirian penderita dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Stigma, Keluarga, Skizofrenia, Sosial Budaya, Model Konseptual Madeleine Leininger

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN SKIZOFRENIA DI KECAMATAN BATOH KOTA BANDA ACEH (Cut Dian Sukma Sari, 2018)

HUBUNGAN DERAJAT TILIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA ACEH 2017 (Abdul Hadi, 2017)

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN PENDEKATAN TEORI LEININGER DI PUSKESMAS KUTA BARO ACEH BESAR (Sri Hariyani, 2019)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALUE IE MIRAH KECAMATAN INDRA MAKMU KABUPATEN ACEH TIMUR ( DEWI HARDIYANTI, 2015)

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG MENGALAMI KEKAMBUHAN DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH ACEH (FAJRINA, 2015)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy