//
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA DI PESANTREN BANDA ACEH |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Siti Dewi Syahrina - Personal Name |
---|---|
Subject | ADOLESCENT ADOLESCENT PSYCHIATRY |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA |
Tahun Terbit | 2016 |
Abstrak/Catatan Pesantren diidealisasikan sebagai lembaga pendidikan yang dapat melindungi anak-anak dan remaja dari pengaruh-pengaruh negatif. Pesantren mewajibkan serta menuntut remaja untuk menyesuaikan diri terhadap segala peraturan yang ditetapkan pihak pesantren. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi penyesuaian diri adalah kematangan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri pada remaja di pesantren Banda Aceh. Penelitian ini melibatkan 212 remaja di pesantren Banda Aceh yang dipilih dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Kematangan Emosi yang di susun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Singh dan Bhargava (dalam Ansari, 2015) dengan koefisien reliabilitas 0,781 dan Skala Penyesuaian Diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Haber dan Runyon (1984) dengan koefisien reliabilitas 0,768. Hasil analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,592 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang diajukan diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri pada remaja di pesantren Banda Aceh. Artinya, semakin tinggi kematangan emosi maka semakin tinggi penyesuaian diri ataupun sebaliknya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja di pesantren Banda Aceh pada umumnya memiliki kematangan emosi dengan kategori tinggi (95,28%) dan penyesuaian diri juga tergolong dalam kategori yang tinggi (97,16%). Kata Kunci: Kematangan Emosi, Penyesuaian Diri, Remaja di Pesantren Pesantren or Islamic boarding schools are idealized as an educational institution that can protect children and adolescent from negative influences. Pesantren requires and demands adolescent to conform to all regulations that made by pesantren’s prinsipal. One of factors that can influances self adjustment is emotional maturity. This study aims to investigate the relationship between emotional maturity and adjustment of adolescent in pesantren Banda Aceh. The study involves 212 pesantren students in Banda Aceh that were selected using purposive sampling technique. Data was collected using the Emotional Maturity Scale developed by the researcher based on Singh and Bhargava’s theory (in Ansari, 2015) with a reliability coefficient of 0,781 and the Self-Adjustment Scale also developed by the researcher based on Haber and Runyon’s (1984) theory with a reliability coefficient of 0,768. Data analysis result using Product Moment Pearson showed a correlation coefficient (r) of 0,592 with p value = 0,000 (p < 0,05). Based on the result, the proposed hypothesis is confirmed, therefore it could be concluded that there was a positive and significant correlation between emotional maturity and self-adjustment in pesantren students in Banda Aceh. Which means the higher the emotional maturity therefore the higher the self-adjustment and vice versa. The result of this study also showed that pesantren students in Banda Aceh generally have a high emotional maturity (95,28%) and a high self-adjustment (97,16%) | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA DEWASA AWAL (Dini Andriani, 2017) |
|
Kembali ke sebelumnya |