//
TRANSFORMASI PSEUDO-GRAVITY DATA ANOMALI MAGNETIK UNTUK INVESTIGASI SITUS ARKEOLOGI DI KAWASAN BENTENG KUTA BATEE, TRUMON, ACEH SELATAN |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Helma Linda - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Telah dilakukan penelitian mengenai sifat kemagnetan batuan dalam pencarian benda-benda arkeologi di Benteng Kuta Batee, Trumon, Aceh Selatan menggunakan Metode Magnetik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sebaran benda-benda arkeologi yang tertanam di bawah permukaan benteng dengan melakukan penapisan Pseudo-gravity pada data anomali medan magnetik. Luas area pengukuran 52 m x 50 m dengan spasi antar titik pengukuran 2 meter, jumlah titik yang didapat 619 titik dengan jumlah lintasan pengukuran sebanyak 26 lintasan. Anomali medan magnetik yang telah dilakukan koreksi harian dan IGRF diplotkan dalam bentuk kontur anomali medan magnetik total dengan nilai minimum -198.98 nT dan nilai anomali medan magnetik total maksimum 80.85 nT, kemudian dilakukan penapisan Pseudo-gravity yang bertujuan untuk meningkatkan anomali terkait dengan sumber magnet dalam dengan menghilangkan sumber magnetik dangkal yang mendominasi. Hasil dari penapisan Pseudo-gravity dengan nilai densitas kontras sebesar 0.35 g/cm3 dan magnetisasi 0.022 Gauss menunjukkan anomali Pseudo-gravity berada pada kisaran kontur berwarna merah muda dengan nilai maksimum sebesar 0.0029 mGal – 0.0031 mGal. Posisi anomali Pseudo-gravity ini diperkuat dengan adanya kenampakan anomali di atas permukaan berupa bangunan rumah kubah, pintu gerbang dan beberapa pondasi yang muncul dipermukaan. Kata kunci : Metode Magnetik, Pseudo-gravity, Benteng Kuta Batee. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan IDENTIFIKASI BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI KAWASAN BENTENG KUTA BATEE, TRUMON, ACEH SELATAN (Fitria Rahmadhani, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |