//

KENDURI LAOT DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI (STUDI PENELITIAN DI GAMPONG SAWANG BA’U KECAMATAN SAWANG ACEH SELATAN)

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Sri Alfianti Rezeki - Personal Name

Abstrak/Catatan

ABSTRAK KENDURI LAOT DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI (Studi Penelitian di Gampong Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Aceh Selatan) Perkembangan zaman kian maju dan modern, namun nilai-nilai dalam masyarakat Sawang Ba’u sampai saat ini masih tetap dijaga dan dilestarikan dengan baik. Salah satu tradisi yang masih dijalankan di Gampong Sawang Ba’u adalah tradisi kenduri laot sebagaimana daerah-daerah lainnya di pesisir pantai barat-selatan. Kenduri laot merupakan tradisi turun temurun di Sawang Ba’u dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat nelayan di daerah ini. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui potret pelaksanaan kenduri laot di Gampong Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Aceh Selatan. Kedua, untuk mengetahui kearifan lokal yang tersembunyi pada acara kenduri laot di Gampong Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Aceh Selatan. Ketiga, untuk mengetahui urgensi kenduri laot dengan rasa syukur bagi masyarakat Gampong Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Aceh Selatan. Teori yang digunakan adalah teori kultur. Penelitian merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini juga diperoleh dari informan kunci. Sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan kenduri laot di Gampong Sawang Ba’u, telah mengalami perubahan dari yang mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan agama Islam menjadi ritual keagamaan yang menjunjung nilai-nilai syari’at Islam. Kenduri laot dilaksanakan di pinggir pantai gampong Sawang Ba’u. Secara umum, pada setiap kenduri laot, selalu dilaksanakan dengan bacaan zikir, shalawat, bacaan ayat suci dan ditutup dengan pembacaan doa, serta diakhiri ritual tersebut dengan makan bersama seluruh hadirin. Kearifan lokal yang tersembunyi pada acara kenduri laot di Gampong Sawang Ba’u sepeti penetapan uro pantang laot, penegasan kata pantang diucapkan oleh nelayan di laut seperti menyebut kata “gunung” atau “tanoh mayang (tanah tinggi)”, lheuh (lepas). Kearifan lokal lainnya yang tercipta adalah kebersamaan, silaturrahmi dan saling membantu antar sesama nelayan. Kenduri laot sebagai ekspresi rasa syukur atas rezeki yang telah diperoleh oleh nelayan dan sekaligus memohon keselamatan kepada Allah SWT agar nelayan selamat dalam melaksanakan aktivitasnya di laut. Namun yang harus dipahami bahwa kenduri laot bukanlah kenduri tulak bala atau kenduri rabu abeh yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar tahun Hijriah. Kata Kunci : Kanduri Laot, Perspektif Sosiologi, Kultur

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PEMANFAATAN DANA DESA DALAM PENGEMBANGAN BUMG DI KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN (Herlisma, 2018)

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN RNSAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN (MUHAMMAD SALAM, 2014)

STRUKTUR KOMUNITAS ECHINOIDEA DI PERAIRAN KAWASAN PESISIR KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN (SARAYULIS, 2015)

PERBEDAAN KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG BERSEPEDA DENGAN SISWA YANG BERANGKUTAN UMUM DI MTSN GAMPONG TEUNGOH KECAMATAN SAWANG ACEH UTARA (Muhammad Yasir, 2015)

PERANAN KOPERASI RNDALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG(STUDI KASUS PADA BEBERAPA KOPERASI YANG ADA DI KECAMATAN SAWANG) (Khairil Ismuhadi, 2014)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy