//
DAYA HAMBAT MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILICUM) TERHADAP STREPTOCOCCUS SANGUINIS PADA BERBAGAI KONSENTRASI |
|
![]() |
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
Pengarang | ARINA HILMI SARI - Personal Name |
---|---|
Subject | MEDICINAL PLANTS DENTISTRY |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA |
Tahun Terbit | 2016 |
Abstrak/Catatan ABSTRAK Nama : Arina Hilmi Sari Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi Fakultas : Kedokteran Gigi Judul : Daya Hambat Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Streptococcus sanguinis Pada Berbagai Konsentrasi Daun kemangi (Ocimum basilicum) merupakan tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional. Daun kemangi memiliki efek antibakteri karena mengandung linalool, cineol, terpineol, alfa terpineol, neral, geranial, flavonoid, sabinen, betapinen, limonene, terpinen 4 ol, cadina 3,5 diene, germacrene d, bicycle germacrene, beta elemene, eugenol, thymol, dan carvacrol. Streptococcus sanguinis adalah bakteri pertama yang berkolonisasi di permukaan gigi yang menyebabkan pembentukan plak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya hambat minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Streptococcus sanguinis. Minyak atsiri daun kemangi dibuat menggunakan teknik destilasi uap dan air. Uji daya hambat minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Streptococcus sanguinis dilakukan dengan menggunakan teknik disc diffusion pada media MHA. Konsentrasi minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) yang digunakan pada penelitian ini adalah 100%, 50%, 25%, dan 12,5%. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji One Way ANOVA dengan p | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan DAYA HAMBAT MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILICUM) TERHADAP PERTUMBUHAN ENTEROCOCCUS FAECALIS PADA BERBAGAI KONSENTRASI (Hanna Nurlita Rizqiyani, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |