//

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BALOK KANTILEVER BETON PRATEGANG PENUH DAN BETON PRATEGANG PARSIAL STUDI KASUS : BALOK KANTILEVER PADA RUAS JALAN TAPAKTUAN-BAKONGAN

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang BUNGA RAIHANDA - Personal Name

Abstrak/Catatan

Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting serta tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kondisi alam Indonesia yang kompleks sering kali menimbulkan permasalahan dalam mewujudkan jaringan sistem transportasi yang terpadu, seperti pada ruas jalan Tapaktuan-Bakongan. Ruas jalan yang merupakan jalan nasional lintas barat Provinsi Aceh tersebut masih memiliki lebar kurang dari 7 meter, sedangkan volume lalu lintas yang melintas terus mengalami peningkatan. Kondisi alam berupa tebing batu tinggi dan jurang yang dalam tidak memungkinkan jika dilakukan pelebaran jalan dengan cara konvensional. Dengan mempertimbangkan kelebihan struktur beton prategang, maka diusulkan alternatif konstruksi berupa tipe struktur jalan kantilever dengan beton prategang untuk pelebaran ruas jalan ini. Berdasarkan tingkatan prategang yang bekerja pada komponen struktur, sistem beton prategang terbagi menjadi dua yaitu beton prategang penuh dan beton prategang parsial. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap metode, maka pada studi ini direncanakan kembali balok kantilever prategang dengan sistem beton prategang penuh dan beton prategang parsial. Dasar-dasar perncanaan balok kantilever prategang mengacu pada standar perencanaan jembatan (RSNI-T-02-2005), direncanakan dengan sistem pratarik dan asumsi ground anchor sebagai jepit. Pada awalnya dilakukan preliminary design. Kemudian dilanjutkan tahap pembebanan dan perhitungan gaya dalam struktur yang dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel dan SAP2000. Momen ultimit yang digunakan untuk desain adalah -3052,71 kNm. Tahap selanjutnya merencanakan balok kantilever dengan sistem prategang penuh dan prategang parsial menggunakan nilai PPR (Partial Presstressing Ratio) 0,8 dan 0,6. Hasil perencanaan menunjukkan nilai PPR 0,6 tidak bisa digunakan pada perencanaan ini. Jumlah strand yang dibutuhkan pada perencanaan prategang penuh sebanyak 47 strand dan prategang parsial dengan PPR 0,8 membutuhkan 24 strand. Gaya dongkrak awal prategang penuh lebih besar dari prategang parsial. Total kehilangan gaya prategang yang terjadi pada prategang penuh sebesar 23,58% dan prategang parsial sebesar 15,10%. Lendutan akhir pada prategang penuh lebih kecil dibandingkan lendutan pada perencanaan prategang parsial. Hasil perencanaan menunjukkan bahwa prategang parsial lebih efisien jika digunakan pada perencanaan ini. Pada perencanaan selanjutnya diharapkan agar dapat dilengkapi dengan meninjau tulangan geser dan end block. Kata kunci : ruas jalan Tapaktuan-Bakongan, balok kantilever, beton prategang pratarik, prategang penuh, prategang parsial.

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PERENCANAAN BALOK KANTILEVER DENGAN SISTEM BETON PRATEGANG PASCATARIK “STUDI KASUS : BALOK KANTILEVER PADA RUAS JALAN TAPAKTUAN-BAKONGAN” (Cut Atika Putri, 2016)

ANALISIS PERILAKU GESER BALOK BETON BERTULANG MUTU TINGGI YANG MENGGUNAKAN SEARAT KAWAT BENDRAT (Cut Fatmawati TA, 2014)

ANALISI PERILAKU GESER BALOK BETON BERTULANG MUTU TINGGI YANG MENGGUNAKAN SERAT KARET BAN BEKAS (NOVITA SYARI, 2014)

ANALISIS KAPASITAS GESER BALOK BETON BERTULANG MUTU TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR (CUT ZARA HALLA SAJIDA, 2016)

ANALISIS KAPASITAS GESER BALOK BETON BERTULANG MUTU ULTRA TINGGI MENGGUNAKAN FLY ASH SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN DAN BIJIH BESI SEBAGAI FILLER (AKMAL, 2018)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy