//
PERENCANAAN BALOK KANTILEVER DENGAN SISTEM BETON PRATEGANG PASCATARIK “STUDI KASUS : BALOK KANTILEVER PADA RUAS JALAN TAPAKTUAN-BAKONGAN” |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Cut Atika Putri - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Kebutuhan akan suatu sistem transportasi yang baik tidak hanya mengacu kepada kebutuhan manusia akan mobilitas, melainkan juga turut menunjang keberhasilan pembangunan dan perkembangan wilayah. Kondisi alam Indonesia yang kompleks sering kali menimbulkan permasalahan dalam mewujudkan jaringan sistem transportasi yang terpadu, seperti pada ruas jalan Tapaktuan- Bakongan. Ruas jalan yang merupakan jalan nasional lintas barat Provinsi Aceh tersebut masih memiliki lebar jalan kurang dari 7 meter, dimana volume lalu lintas pada jalan tersebut terus meningkat. Kondisi alam berupa tebing batu tinggi dan jurang yang dalam tidak memungkinkan jika dilakukan pelebaran jalan dengan cara konvensional. Maka, diusulkan salah satu alternatif konstruksi berupa tipe struktur jalan kantilever. Balok kantilever bekerja seperti gelagar pada jembatan dalam menahan beban-beban yang bekerja di atasnya. Dengan mempertimbangkan kelebihan struktur beton prategang, dalam studi ini direncanakan balok kantilever sistem struktur beton prategang. Batasan masalah pada perencanaan ini yaitu balok kantilever didesain menggunakan beton prategang sistem pascatarik, perencanaan meliputi perencanaan balok, slab, dan end-block, dengan asumsi ground anchor sebagai jepit, dimana seluruh batasan perencanaan mengacu pada standar perencanaan untuk jembatan. Sebagai langkah awal, dilakukan preliminary design atau penentuan dimensi awal. Kemudian, dilakukan tahap pembebanan dan perhitungan gaya-gaya dalam struktur dengan bantuan program Microsoft Excel dan SAP2000. Momen ultimit yang digunakan untuk desain adalah -2919,30 kNm. Berdasarkan hasil perhitungan, tinggi balok kantilever yang didapatkan adalah 120 cm dan lebar balok 60 cm, serta slab dengan tebal 30 cm. Jumlah tendon yang dibutuhkan adalah 5 tendon. Gaya prategang yang harus diberikan pada balok (Pjacking) adalah sebesar 4876,565 kN, dimana akan terjadi kehilangan gaya prategang sebesar 26,492%. Untuk menahan beban pada masa pra-penegangan, pada balok kantilever diberikan tulangan tarik dan tulangan tekan sebanyak 7D19 dan 5D19. Lendutan maksimum pada daerah kantilever pada kondisi layan dan ultimit adalah 0,000581 meter dan 0,005302 meter. Hasil perencanaan menunjukkan adanya perbedaan dimensi balok hasil perencanaan dan kondisi eksisting di lapangan. Pada perencanaan selanjutnya diharapkan agar dapat dilengkapi dengan desain ground anchor. Kata kunci : ruas jalan Tapaktuan-Bakongan, balok kantilever, beton prategang pascatarik, tendon. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BALOK KANTILEVER BETON PRATEGANG PENUH DAN BETON PRATEGANG PARSIAL STUDI KASUS : BALOK KANTILEVER PADA RUAS JALAN TAPAKTUAN-BAKONGAN (BUNGA RAIHANDA, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |