//

STUDI KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA KAWASAN BUDIDAYA BERDASARKAN RTRW KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2012-2032

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Isma Arsyani - Personal Name
SubjectWATER CONSERVATION
WATER SUPPLY-ENGINEERING

Abstrak/Catatan

Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten menurut undang-undang nomor 26 tahun 2007 mengenai penataan ruang, dalam menyusun pola dan struktur ruang mengandalkan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya untuk membuat skoring penentuan zona atau kawasan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah berapa kebutuhan air yang diproyeksikan untuk memenuhi kawasan budidaya sehingga kawasan ini tetap berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan amanat tata ruang. Permasalahan kedua adalah bagaimana menentukan ketersediaan air berdasarkan sumber daya air yang ada di sekitar zona atau kawasan budidaya. Sehingga tujuan penelitian ini adalah mengetahui kebutuhan air setiap kawasan budidaya pada tata ruang dan menentukan nilai ketersediaan air di dalam sebuah kawasan DAS/Sub-DAS yang nantinya bisa menyuplai permintaan air di dalam kawasan budidaya. Data yang dianalisis adalah digital elevation mode wilayah Bener Meriah tahun 2010 menggunakan alat sistem informasi geografis. Hasilnya terdapat 37 daerah aliran sungai (DAS/Sub-DAS). Setelah itu setiap kawasan budidaya pada tata ruang di-overlay dengan data hasil deliniasi DAS/Sub-DAS. Pada masing-masing DAS/Sub-DAS ditentukan titik intake untuk dapat menghitung kebutuhan dan ketersediaan air secara real. Hasil dari nilai kebutuhan air irigasi, air bersih, pemeliharaan sungai, perkebunan, dan peternakan disesuaikan dengan wilayah layanan yang telah dideliniasi setelah ditentukannya intake. Nilai ketersediaan air bergantung pada luasan daerah tangkapan atau daerah aliran sungai di mana intake terletak dan diketahui nilainya menggunakan Metode Mock dengan menggunakan data hujan dari stasiun Takengon tahun 1980-1989. Kebutuhan air irigasi di setiap daerah layanan sebesar 2,07 liter/detik/hektar. Kebutuhan air irigasi tidak dapat semuanya dipenuhi oleh ketersedian air probabilitas 80% di setiap daerah tangkapan dari wilayah layanan. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih di wilayah permukiman sebagian besar wilayah mengalami defisit air bila dibandingkan dengan debit andalan probabilitas 99% kecuali permukiman yang berada di Samar Kilang. Begitu juga kebutuhan pemeliharaan sungai dengan membandingkan ketersediaan air 95%, semua wilayah mengalami defisit air kecuali permukiman di wilayah Samar Kilang. Kebutuhan air peternakan dan perkebunan sawit juga tak dapat dipenuhi oleh ketersediaan air probabilitas 99% dan debit andalan 95%. Upaya konservasi sumber daya air yang bisa dilakukan adalah membuat tampungan seperti waduk dan embung di wilayah tertentu serta intervensi peremajaan vegetasi di wilayah hulu atau di wilayah hutan lindung. Serta hal lain yang juga penting adalah mengevaluasi pola ruang dari rencana tata ruang wilayah kabupaten Bener Meriah. Kata kunci : air, kebutuhan, ketersediaan, debit rata-rata bulanan, debit andalan.

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PENYIMPANGAN PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH BARAT (Aris Marta, 2020)

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DI KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR (Mirza Arbi, 2016)

STUDI KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA KAWASAN BUDIDAYA BERDASARKAN RTRW KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2012-2032 (Isma Arsyani, 2016)

ANALISIS KAWASAN BUDIDAYA BERDASARKAN TATA GUNA HUTAN KESEPAKATAN TERHADAP POLA RUANG DAN PENGGUNAAN LAHAN (RACHMATUL RIZKI, 2019)

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA LHOKSEUMAWE (Dwi Silviana, 2019)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy