//

KONDISI SOSIAL EKONOMI TUNANETRA YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG PIJAT DI KOTA BANDA ACEH

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang ZULKARNAINI - Personal Name

Abstrak/Catatan

ABSTRAK Penyandang tunanetra bekerja sebagai tukang pijat atau pengemis di Banda Aceh. Hal ini dikarenakan sulitnya lapangan pekerjaan yang tersedia khususnya bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Selain itu masalah dunia usaha yang masih belum secara tepat diatasi oleh pemerintah Kota Banda Aceh sehingga penyandang tunanetra tidak ada pilihan lain selain bekerja sebagai tukang pijat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui alasan tunanetra memilih pekerjaan sebagai tukang pijat dan mengetahui kondisi kehidupan sosial ekonomi tunanetra di Kota Banda Aceh. Sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian adalah angket, observasi dan dokumentasi. Pendekatan penelitian ini dilakukan secara kuantitatif deskriptif sesuai dengan data yang dibutuhkan. Data penelitian ini juga diperoleh dari responden sebagai informan penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori partisipasi. Hasil penelitian ini menunjukkan penyebab tunanetra lebih memilih pekerjaan yang berprofesi sebagai tukang pijat adalah karena mereka umumnya kurang mendapat perioritas untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Lebih memilih profesi tukang pijat karena mereka mempunyai keahlian memijat, adanya pelatihan khusus memijat, sudah lama bekerja sebagai tukang pijat, mempunyai modal sendiri dan adanya bantuan pemerintah. Kondisi sosial tunanetra di kota Banda Aceh para tunanetra ialah kurang menjadi perioritas untuk berpatisipasi dalam kegiatan masyarakat. Namun masyarakat mendukung usaha pijat tunanetra. Pendidikan para tunanetra tingkat SDLB, SMPLB dan SMALB. Kondisi ekonomi tunanetra kota Banda Aceh berpenghasilan rata-rata antara Rp. 20.000,- s/d 150.000 per hari, Adanya dukungan keluarga untuk usaha pijat, pengeluaran rata-rata antara Rp. 20.000 s/d 150.000.- per hari, dengan demikian kebutuhan sehari-hari belum tentu tercukupi. Saran bagi lembaga pemerintah agar menciptakan dan membuka peluang kerja bagi penyandang tunanetra demi untuk kesetaraan hidup dalam bermasyarakat. Serta memberikan pelatihan profesi lain sehingga mereka bisa memilih pekerjaan lain selain tukang pijat. Dengan seperti ini mereka dapat hidup lebih memadai layaknya seperti manusia normal lainnya. Bagi penyandang tunanetra agar memilih pekerjaan lain yang pedapatannya melebihi dari sebelumnya seperti membuat kerajinan tangan dan keahlian lain yang sesuai dengan keadaan dirinya. Kata Kunci: Penyandang tunanetra, pekerjaan dan kondisi sosial ekonomi, perkotaan

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PENGALAMAN PASIEN POST STROKE DALAM MENJALANI TERAPI PIJAT ALTERNATIF DI KOTA LHOKSEUMAWE (Luqman, 2017)

ANALISIS DUKUNGAN ORANGTUA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI REMAJA TUNANETRA (SUATU PENELITIAN DI SMA LB LABUI KOTA BANDA ACEH) (YUNI ASTUTI.Y, 2018)

KONTRIBUSL PEKERJA PEREMPUAN SEKTOR INFORMAL DALAM MENDUKUNG EKONOMI RUMAH TANGGA DI KOTA BANDA ACEH (Meyza Miranda, 2020)

DAMPAK PENGIRIMAN TENAGA KERJA TERAMPIL KE LUAR NEGERI TERHADAP SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI ACEH BESAR DAN KOTA BANDA ACEH (AMRIZAL, 2020)

DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA KOTA BANDA ACEH (WARHAMNI RAHIMI, 2018)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy