//

BENTUK-BENTUK RANUB DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang EVI VITRI EVAYANI - Personal Name

Abstrak/Catatan

ABSTRAK Kata kunci: bentuk, ranub, adat istiadat, perkawinan, Aceh. Penelitian berjudul “bentuk-bentuk ranub dalam adat perkawinan pada masyarakat Aceh” ini mengangkat masalah fungsi dan manfaat ranub dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat Aceh, bagaimana bentuk-bentuk ranub dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat Aceh dan bagaimana tehnik pembuatan ranub. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi dan manfaat ranub dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat Aceh, untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk ranub dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat Aceh dan untuk mendeskipsikan teknik pembuatan ranub. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hasil dari penelitian mendeskripsikan bahwa tentang fungsi ranub dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat Aceh adalah sebagai kepala hantaran dan manfaatnya sebagai sebuah simbol pemulia jame dan sebagai simbol pengikat antara dua mempelai calon linto dan dara baro. Bentuk-bentuk ranub dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat Aceh yaitu: ranub gaca (sirih inai), ranub meuikat biasa (sirih diikat biasa), ranub patee (sirih dibungkus dengan daun pisang), ranub meususon (sirih disusun) dan ranub batee (sirih disusun dalam puan). Teknik yang digunakan adalah: teknik pembuatan ranub meikat biasa hanya menyusun satu persatu daun sirih yang rapi, lalu diikat dengan tali, teknik pembuatan ranub meususon yaitu daun sirih yang diisi dengan pinang, kapur dan dibuat seperti bentuk piramid yang dicucuk dengan cengkeh, tehnik pembuatan ranub batee terdiri dari dua jenis atau bentuk ranub yaitu ranub meususon dengan ranub mameh (ranub yang diisi pinang manis yang dibentuk seperti keong) kedua ranub tersebut dikreasikan ke dalam sebuah batee (cerana/puan), sedangkan teknik pembuatan ranub gaca yaitu terdiri dari tiga jenis ranub yaitu: ranub patee (ranub yang dibalut dengan daun pisang yang sudah dilayukan dengan api), ranub meususon (ranub yang dibuat seperti bentuk piramid yang dicucuk dengan bunga cengkeh).

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

TRADISI BERBALAS PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG (“DILEMA KEUTUHAN DAN KEBERLANJUTANNYA”) (Siti Sarah, 2019)

KOMUNIKASI INTRABUDAYA PADA MAKNA RANUB DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEH (STUDI PADA MASYARAKAT LUBUK KECAMATAN INGIN JAYA, ACEH BESAR) (Latifah Dina Putri, 2017)

PERUBAHAN BENTUK PADA BUSANA TRADISIONAL ADAT PERKAWINAN ACEH BESAR (Siti Hawa, 2017)

FUNGSI DAN BENTUK PENYAJIAN ALAT MUSIK CANANG DALAM PROSESI ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH (Nurul Fitriah, 2018)

PERBEDAAN PROSESI ADAT PERKAWINAN KETURUNAN SAID DENGAN MASYARAKAT BIASA DI KABUPATEN NAGAN RAYA (AJA NOVI SARIRAH, 2015)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy