//

INTERSEPSI PADA PINUS (Casuarina cunninghamia) BERDASARKAN KELAS UMUR

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Rahmad Mulyadi - Personal Name
SubjectPINES - FORESTRY
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Pertanian
Tahun Terbit 2013

Abstrak/Catatan

Intersepsi hujan merupakan proses tertahannya air hujan pada permukaan vegetasi sebelum diuapkan kembali ke atmosfer. Kerusakan kawasan hutan serta konversi lahan diareal hutan pinus akan mempengaruhi kondisi hidrologi kawasan DAS, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai fungsi hutan pinus (Casuarina cunninghamia) dalam siklus hidrologi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya intersepsi pada tegakan pinus serta mengembangkan pengukuran intersepsi pinus dengan membandingkan kelas umur antara 7 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun dan mengetahui hubungan antara curah hujan dengan intersepsi pinus. Penelitian ini dilaksanakan di TAHURA Pocut Meurah Intan di Kawasan Pegunungan Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian selama 2 (dua) bulan, dimulai dari bulan Oktober sampai bulan Desember 2012. Dengan pinus yang berumur 7, 15, 30 tahun masing-masing 3 sampel pohon. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan neraca volume, dengan pengukuran curah hujan, air lolos, aliran batang dan intersepsi selama 10 (sepuluh) hari hujan. Pada kelas umur 7 tahun luas tajuk rata-rata tegakan lebih kecil yaitu 20,88 m2 bila dibandingkan dengan luas tajuk umur 15 tahun dan umur 30 tahun masing-masin sebesar 46.45 m2 dan 59,75 m2 Dengan demikian kapasitas penyimpanan tajuk umur 30 tahun lebih besar dari umur 7 tahun, sehingga intersepsi yang terjadi akan lebih besar pada tegakan yang berumur 30 tahun. Besarnya intersepsi pinus pada umur 7 tahun, 15 tahun dan 30 tahun berturut-turut : 67,03 %, 73,51 %, 73,74% dari total curah hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase intersepsi tertinggi terjadi pinus berumur 30 tahun sebesar 73,74 % dan intersepsi terendah terdapat pada pinus yang berumur 7 tahun yaitu 67,03 %. Perbedaan persentase intersepsi yang terjadi disebabkan oleh perbedaan umur pinus. Semakin banyak air hujan yang tertahan oleh tajuk maka intersepsi yang terjadi semakin besar. Demikian halnya semakin tua umur tegakan maka persentase intersepsi juga akan semakin besar. Rata-rata proporsi air hujan yang menjadi air lolos lebih besar jika dibandingkan dengan proporsi curah hujan yang menjadi aliran batang. Hal ini disebabkan karena struktur batang pinus, sehingga curah hujan yang turun banyak yang melekat pada kulit-kulit pohon yang tebal. Untuk meminimalisir kehilangan aliran batang dan air lolos sebaiknya kulit batang dikikis dengan cara melingkar dan menambahkan penampungan air lolos lebih banyak lagi supaya air lolos dapat tertampung dengan baik.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PEMODELAN INTERSEPSI UNTUK PENDUGAAN ALIRAN PERMUKAAN PADA POHON JATI (TECTONA GRANDIS) DAN POHON PINUS (CASUARINA CUNNINGHAMIANA) (Risky Munandar, 2013)

INTERSEPSI POHON MAHONI (SWIETANIA MAHAGONI) DAN PINUS (PINUS MERCUSII) DIKABUPATEN ACEH TENGAH (Dessy Wahyuni, 2015)

PEMETAAN SEBARAN HUTAN PINUS EKSISTING BERDASARKAN POLA RUANG DAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN DI KECAMATAN BLANGJERANGO KABUPATEN GAYO LUES (Reza Febri Pramanta, 2019)

PENGARUH INTERSEPSI HUJAN OLEH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP HASIL AIR SEBAGAI INFLOW WADUK (T. Muhammad Sulaiman Ubit, 2016)

PENGARUH INTERSEPSI HUJAN PADA KELAPA SAWIT TERHADAP LUAS SAWAH YANG MAMPU DIALIRKAN OLEH IRIGASI (Muhammad Shah Reza, 2015)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy