//
PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS MULSA PADA BEBERAPA KELERENGAN TERHADAP LAJU ALIRAN PERMUKAAN (RUN OFF) DAN EROSI PADA TANAH ORDO INCEPTISOLS |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Fauzan - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan FAUZAN. 0905106010004. Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Mulsa pada Beberapa Kelerengan Terhadap Laju Aliran Permukaan (Run Off) dan Erosi pada Tanah Ordo Inceptisols. Di bawah bimbingan Dr. Ichwana, ST, MP sebagai pembimbing utama dan Dewi Sri Jayanti, S.TP, M.Sc sebagai pembimbing anggota. RINGKASAN Aliran permukaan merupakan sebagian dari hujan yang mengalir di atas permukaan tanah. Jumlah air yang menjadi aliran permukaan ini sangat bergantung kepada jumlah air hujan persatuan waktu (intensitas), keadaaan penutup tanah, topogarafi (terutama kemiringan lereng) dan ordo tanah. Erosi merupakan salah satu dampak rusaknya lingkungan fisik. Erosi tanah berbahaya karena laju pengikisan tanah jauh lebih. Dampak langsung dari erosi adalah menipisnya lapisan top soil yang kaya akan humus, sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Upaya pencegahan erosi dapat dilakukan dengan teknik konservasi tanah dan air. Penggunaan mulsa dari hasil limbah pertanian merupakan solusi untuk mengurangi besarnya laju aliran permukaan dan erosi. Disamping itu bahan organik yang terkandung di dalam tanah merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi dan dicegah dari besarnya laju aliran permukaan (run off) dan erosi. Terdapat 4 (empat) perlakuan mulsa, yaitu tanpa mulsa, mulsa alang-alang, mulsa jagung, dan mulsa seresah tebu. Disamping itu juga terdapat perlakuan kemiringan, yaitu kemiringan 5% dan 10%. Setiap jenis mulsa ditempatkan di atas tanah dengan masing-masing plot pada kemiringan 5% dan 10%. Masing-masing perlakuan diuji dengan durasi hujan 15 menit dan 30 menit. Ordo tanah yang digunakan adalah Inceptisols. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, bergalat triple (Strip plot design). Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu 1 set rainfall Simulator. Hasil dari penelitian menunjukkan pengukuran intensitas hujan dengan penakar curah hujan manual (observatorium) yang terdapat dalam rainfall simulator, intensitas hujan pada penelitian ini berkisar antara 10,8 mm/jam sampai dengan 11,1 mm/jam. pada kemiringan 5% tanpa pemberian mulsa pada durasi hujan 15 menit adalah 0,24 mm/jam dan 0,5 mm/jam pada menit ke-30. Pada perlakuan pemberian mulsa alang-alang mengalami penurunan yang menghasilkan 0,21 mm/jam pada durasi hujan 15 menit dan 0,46 mm/jam pada durasi hujan 30 menit. Demikian halnya juga terjadi pada pemberian mulsa jagung memberikan penurunan yang menghasilkan 0,22 mm/jam pada durasi hujan 15 menit dan 0,49 mm/jam pada durasi hujan 30 menit. Kemudian yang paling tinggi mengalami penurunan pada pemberian mulsa seresah tebu sebesar 0,19 mm/jam pada durasi hujan 15 menit dan durasi hujan 30 menit menghasilkan 0,43 mm/jam. Didapatkan hasil dari perlakuan pada kemiringan 5% dan 10% dengan durasi hujan 15 menit dan 30 menit, perlakuan pemberian mulsa seresah tebu memliki kemampuan paling besar dalam mengurangi jumlah aliran permukaan dan erosi. Adapun penggunaan mulsa alang-alang dan mulsa jagung memilki kemampuan mengurangi jumlah aliran permukaan dan erosi, namun lebih kecil dibandingkan penggunaan mulsa serasah tebu. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PENGARUH MULSA JERAMI DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP LAJU ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI PADA TANAH INCEPTISOLS (Taufik Velayati, 2015) |
|
Kembali ke sebelumnya |