//

KAJIAN KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDA ACEHRNMENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFISRN(STUDI KASUS KECAMATAN BAITURRAHMANRNDAN KECAMATAN KUTA ALAM)

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang BADREVI - Personal Name
SubjectCONTROLLED-ENVIRONMENT AGRICULTURE
Bahasa Indonesia
Fakultas Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala
Tahun Terbit 2015

Abstrak/Catatan

KAJIAN KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus Kecamatan Baiturrahman Dan Kecamatan Kuta Alam) Oleh : Badrevi NIM : 0909200060110 Komisi Pembimbing 1. Ir. Mirza Irwansyah, MBA, MLA, Ph.D 2. Ir. Sugianto, M.Sc, Ph.D ABSTRAK Perubahan penggunaan lahan kota dari kawasan bervegetasi menjadi kawasan terbangun mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi kota, seperti menurunnya luas dan jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dari hasil studi awal yang dilakukan di Kecamatan Baiturrahman dan Kuta Alam Kota Banda Aceh melalui observasi diperoleh ketidakseimbangan antara ketersediaan luas RTH yang ada dengan dengan areal terbangun, luas area terbuka hijau sangat kecil dibandingan dengan standar RTH yang telah diatur dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. RTH yang ada sebagian besar telah dikonversi menjadi infrastruktur perkotaan dan kawasan pemukiman baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menidentifikasi luas, kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH menggunakan SIG. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif untuk mengidentifikasi untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antara fenomena yang diselidiki dengan menggunakan data primer dengan mengamati secara langsung kondisi RTH melalui ditransformasikan dalam bentuk gambar (peta), laporan foto dan tabulasi data. Hasil analisis menggunakan Software SIG (Arc-GIS version 9.3) kondisi RTH Kecamatan Baiturrahman sebesai 760.677 m 2 dibandingkan dengan luas kecamatan sebesar 4.539.000 m 2 atau luas RTH eksisting sebesar 16 % dari luas kecamatan, sedangkan Kecamatan Kuta Alam dengan luas 10.047.000 m 2 mempunyai luas RTH 815.779 m 2 dan kondisi eksisting RTH di Kecamatan ini hanya 8 % yang tersedia, sehingga kedua kecamatan ini perlu penambahan kembali luasan RTH hingga mencapai 30 % baik publik (20 %) dan privat (10 %) sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 26 Tahun 2007. Peranan pemerintah dalam pembangunan dan penyediaan RTH dilaksanakan dengan empat konsep yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan kebijakan. Selain itu pembangunan RTH juga harus dirumuskan bersama stakeholders terkait seperti pemerintah, swasta, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, serta DPRK yaitu payung hukum, mekanisme perijinan, serta penegakan hukum. Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Ketersediaan Lahan, Penataan Ruang, SIG

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN TATA RUANG KOTA DI KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH (RD. CECEP YUDHIE ERBA WINATA, 2015)

EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PENANGANAN KASUS KDRT OLEH P2TP2AKOTA BANDA ACEH (STUDI DI KECAMATAN KUTA ALAM, KOTA BANDA ACEH) (M. Yusdar, 2020)

PERAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH DALAM MEWUJUDKAN RUANG TERBUKA HIJAU ( STUDI DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH ) (SAIDUS SYUHUR, 2020)

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA LHOKSEUMAWE (Dwi Silviana, 2019)

IMPLEMENTASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM WILAYAH KOTA BANDA ACEH (Ikhlas Saradiwa, 2017)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy