//
PERILAKU MASYARAKAT BANDA ACEH DALAM PENCEGAHAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) RNPENYAKIT MENULAR PASCA BENCANA RNGEMPA TSUNAMI |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Hendra Cipta - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan ABSTRAK Pasca bencana gempa tsunami 26 Desember 2004 dengan kondisi sedemikian parah namun tidak sampai terjadi wabah, merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menggali perilaku yang digunakan masyarakat Banda Aceh menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular sehingga mencegah terjadi wabah pasca bencana gempa tsunami. Penelitian ini bersifat kualitatif eksplorasi dengan sumber data yang terdiri dari masyarakat dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara di tiga kecamatan yaitu Meuraxa, Syiah Kuala dan Ulee Kareng. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perilaku masyarakat yang meliputi: 1) Pencegahan penyakit yang menular melalui air; berupaya mendapatkan air bersih, air dimasak hingga mendidih untuk keperluan minum, menyaring air dengan kain, tidak makan makanan yang tercemar dan juga dipanaskan sebelum dikonsumsi, memperhatikan kecukupan gizi, makan dengan menggunakan tangan kanan, menjaga kebersihan diri, bila ada anggota keluarga yang sakit mengutamakan pelayanan medis dan bila susah mendapatkan pelayanan medis, alternatifnya cenderung menggunakan obat-obatan bersifat tradisional. 2) Pencegahan penyakit yang menular melalui udara; menggunakan penutup hidung dan mulut, tidak mendekat atau menjaga jarak terhadap penderita flu, batuk serta tidak memakai sapu tangan penderita, membersihkan sesuatu (mengelap) dari debu, bila mereka terkena gejala Infeksi Pernafasan Akut (ISPA) mereka cenderung berobat ke Posko kesehatan. 3) Pencegahan penyakit yang menular melalui vektor; membunuh nyamuk dengan tindakan penggunaan fogging dan bubuk abate, pakai kelambu saat tidur, menutup makanan dan tempat penampungan air, memisahkan sampah dan dikuburkan, bergotong-royong membersihkan saluran air yang tergenang, pembakaran kayu untuk membunuh dan mengusir nyamuk, bila mereka terkena penyakit (akibat vektor) mereka cenderung berobat ke Posko kesehatan. 4) Pencegahan penyakit yang menular melalui kontaminasi luka; merawat lukanya dilakukan disesuaikan dengan ketersediaan bahan atau obat-obatan yang tersedia, mengelap luka dengan air bersih dan atau yang dipanaskan (hangat), menutup luka dengan kain bersih, berobat ke petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapatnya perilaku yang merupakan suatu kearifan dari masyarakat Banda Aceh berupa membersihkan anggota tubuh yang meliputi mencuci tangan, berkumur-kumur, mencuci tangan hingga kesiku, mencuci/ membasuh wajah, menyapu dahi dengan air dan mencuci kaki dengan air yang bersih yang dilakukan sehari minimal lima kali dalam waktu yang berbeda, menggunakan tangan kanan ketika makan, menyaring air pakai kain, menutup hidung dan mulut dengan kain, membakar kayu, menggunakan obat luka dari daun Gapahlhan/ Seurapoh. Penelitian ini sebagai pembelajaran untuk diterapkan di tempat lain serta perlu dibuktikan penggunaan daun Gapahlan/ Seurapoh oleh masyarakat untuk perawatan luka berkhasiat obat. Kata kunci: Perilaku, pencegahan, penyakit menular, gempa tsunami | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR AKIBAT BANJIR DI GAMPONG LON ASAN KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH ACEH BESAR (EPI SUSANTI, 2017) |
|
Kembali ke sebelumnya |