//
KENAIKAN BERAT BADAN PENDERITA EPILEPSI ANAK YANG MENDAPATKAN MONOTERAPI ASAM VALPROATRNDI RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Imami Rusli Putri - Personal Name |
---|---|
Subject | CHILD EPILEPSY |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Kedokteran |
Tahun Terbit | 2013 |
Abstrak/Catatan Manajemen pengobatan epilepsi dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan efek samping terhadap pengobatannya harus diperhatikan. Asam valproat merupakan lini pertama untuk mengatasi kejang dan pada anak merupakan jenis yang paling sering digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kenaikan berat badan pasien epilepsi anak yang mendapatkan monoterapi asam valproat. Sampel yang digunakan adalah pasien epilepsi anak dan data diambil dari rekam medik. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling sebanyak 40 sampel. Kenaikan berat badan terjadi pada 37 sampel (92.5%) sedangkan 3 sampel (7.5%) mengalami penuruan berat badan. Prevalensi dan insidensi epilepsi anak yang mendapatkan monoterapi asam valproat adalah 2.4% dan 0.8%. Pasien epilepsi anak yang mendapatkan monoterapi asam valproat pada tahun 2012 adalah 69 anak. Pasien epilepsi anak yang mendapatkan monoterapi asam valproat berdasarkan usia paling banyak terdapat pada 0-5 tahun yakni sebanyak 20 sampel (50%). Sampel laki-laki pada penelitian ini didapatkan sebanyak 28 sampel (70%) dan wanita sebanyak 12 sampel (30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan berat badan pada penderita epilepsi anak yang mendapatkan monoterapi asam valproat. Kata kunci: monoterapi asam valproat, kenaikan berat badan, epilepsi, anak | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA, SIKAP PETUGAS MEDIS, DAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PASIEN EPILEPSI (Maksalmena, 2015) |
|
Kembali ke sebelumnya |