//

SUATU TINJAUAN TERHADAP KETENTUAN PIDANA MEMPERNIAGAKAN SATWA YANG DI LINDUNGI JENIS MAMALIA BAYI KEDIH ( PRESBYTIS THOMASI )( SUATU PENELITIAN DI WILAYAH KONSERVASI ALAM GUNUNG SEULAWAH ACEH BESAR)

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang T. Febri Ramadhan - Personal Name
SubjectANIMAL WELFARE-LAW
ANIMALS-CONSERVATION
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Hukum
Tahun Terbit 2014

Abstrak/Catatan

Dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekositemnya mengenai larangan perniagaan menyebutkan bahwa setiap orang dilarang untuk “menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup” dan diancam dengan Pasal 40 ayat 2 dengan pidana penjara paling lama (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)”. Namun kenyataannya perniagaan satwa yang dilindungi jenis mamalia bayi kedih (Presbytis Thomasi) oleh masyarakat di kawasan Lamtamot Kabupaten Aceh Besar masih terjadi dan tidak diterapkan ketentuan sanksi pidana oleh BalaiKonservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan alasan tidak diterapkansanski pidana perniagaan satwa dilindungi, hambatan yang dihadapi BKSDA dalam perlindungan bayi kedih di kawasan Aceh Besar dan akibat dari tidak di terapkannya sanksi dan upaya pencegahan perniagaan bayi kedih (Presbytis Thomasi) di Aceh Besar.Data dalam penulisan skripsi ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, sedangkan penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data primer melalui wawancara dengan responden dan informan.Berdasarkan hasil penelitian diketahui penyebab tidak diterapkannya ketentuan pidana memperniagakan mamalia bayi kedih di Aceh Besar adalah minimnya dana operasional, kurangnya petugas di lapangan dan faktor kemanusiaan. Hambatan yang dihadapi BKSDA dalam perlindungan bayi kedih di kawasan Aceh Besar yaitu belum optimalnya koordinasi antar penegak hukum, kurangnya informasi, kurangnya kesadaran masyarakat. Akibat tidak diterapkannya sanksi dan upaya pencegahan perniagaan bayi kedih di Aceh Besar adalah perburuan dan perniagaan satwa yang dilindungi semakin marak dilakukan dan populasi satwa yang dilindungi berkurang dan terancam punah keberadaannya, dan upaya pencegahannya melalui tindakan preventif dan represif. Disarankan kepada BKSDA dan aparat penegak hukum agar dapat melaksanakan ketentuan pidana tentang KSDA serta melakukan sosialisasi danmemberikan penyuluhan hukum dan patroli rutin di kawasan Aceh Besar.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

TINDAK PIDANA MEMPERNIAGAKAN SATWA YANG DILINDUNGI JENIS LANDAK DAN PENEGAKAN HUKUM (SUATU PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH BARAT) (Rudika Zulkumar, 2016)

TINDAK PIDANA MENYIMPAN DAN MEMPERNIAGAKAN SATWA LIAR DILINDUNGI JENIS TRENGGILING DI ACEH (SUATU PENELITIAN DI BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM ACEH) (M.ikram Aulia, 2019)

DESKRIPSI HABITAT KEDIH (PRESBYTIS THOMASI) DI HUTAN ALAM PANTON LUAS KECAMATAN SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN (Nazal Faridha, 2014)

TINDAK PIDANA MEMPERNIAGAKAN PARUH BURUNG RANGKONG GADING DI WILAYAH HUKUM POLDA ACEH (Muhammad Hekal, 2020)

PENGULANGAN TINDAK PIDANA MEMILIKI BAGIAN-BAGIAN SATWA YANG DILINDUNGI DAN PENERAPAN HUKUMNYA (SUATU PENELITIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI BIREUEN) (Afrijal, 2018)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy