| |
MUHAMMAD TAUFAN. ANALISIS KEBISINGAN TERHADAP PEMOTONGAN GRANIT DAN KERAMIK DENGAN MATA POTONG YANG BERBEDA. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2014 |
|
AbstrakKebisingan merupakan suatu permasalahan yang penting terutama kaitannya dengan kenyamanan apabila melebihi tingkat maksimum yang disarankan yaitu 50 db akan mengakibatkan pengaruh tidak baik pada manusia. pada penelitian ini digunakan 2 jenis benda kerja yaitu granit dan keramik, keduanya memiliki sifat mekanis yang keras dan getas, sehingga pada saat pemotongan akan menghasilkan suara yang sangat keras. tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebisingan dan juga mengetahui efek-efek yang akan timbul. alat potong yang dugunakan adalah mesin gerinda tangan dengan menggunakan 5 jenis mata potong yang berbeda, pengukuran tingkat kebisingan menggunakan alat ukur sound level meter type gm-1357. lokasi penelitian dilakukan di lahan parkir fakultas teknik universitas syiah kuala. pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan jarak yang berbeda-beda yaitu dengan jarak 0,3 m, 0,5 m, 1 m, 5 m, 10 m dan 15 m. dari hasil penelitian dapat diketahui perbedaan kebisingan yang timbul pada
Baca Juga : ANALISA KEBISINGAN TERHADAP PEMOTONGAN KERAMIK DAN GRANIT DENGAN MATA POTONG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PEREDAM (NASRUL, 2014) ,
Baca Juga : ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT PEMOTONGAN KERAMIK DINDING (Dedi Surya, 2013) , tongan granit dan keramik yaitu relatif berbeda, hal ini dikarenakan antara kedua benda kerja tersebut memiliki struktur kekerasan bahan yang berbeda. tingkat kebisingan yang dihasilkan pada pemotongan dengan menggunakan mata potong yang berbeda juga dapat menghasilkan tingkat kebisingan yang berbeda, hal ini dikarenakan perbedaan kualitas bahan atau kekerasan bahan antara mata potong yang digunakan juga berbeda, maka dapat diketahui semakin tinggi tingkat kekerasan pada mata potong maka semakin rendah tingkat kebisingan yang dihasilkan. hasil penelitian didapat tingkat kebisingan tertinggi yaitu 119,7db. kebisingan yang timbul pada pemotongan granit lebih besar dan perbedaannya mencapai 10,1%. menurut peraturan menteri tenaga kerja kep. 51/men/1999 tanggal 16 april 1999 tentang tingkat kebisingan yang diizinkan, menunjukan bahwa operator hanya boleh berada di lokasi selama 15,00 detik tanpa alat pengaman pendengaran pada tingkat kebisingan 119,7 Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan mengisi Form LSS di bawah. Literature Searching ServiceTulisan yang relevan ANALISIS KEBISINGAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PEMOTONGAN DENGAN MENGGUNAKAN POLA LURUS PADA MESIN AGMA A8 (Muhammad Prima Syahputra, 2016) ,PENERAPAN METODE INDENTASI UNTUK MENGETAHUI PERFORMA PAHAT POTONG BERBAHAN KERAMIK TANPA MERUSAK MATA POTONG (MUHAMMAD AZIZ MAULANA, 2018) , PENGARUH KECEPATAN PENGHASILAN GERAM TERHADAP KEAUSAN TEPI MATA POTONG HSS (HIGH SPEED STEELS) END MILL PADA PROSES MILLING TERHADAP BAJA KARBON SEDANG (Muhammad Irham, 2016) , |
|
|
Kembali ke halaman sebelumnya
Terkini
PROSPEK EKSPOR KOPI ARABIKA ORGANIK BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN ACEH TENGAH |
ANALISIS KOMPARATIF TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DAN PADI SAWAH TADAH HUJAN BERDASARKAN STATUS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN KUTA COT GLIE KABUPATEN ACEH BESAR |
KAJIAN PEMASARAN DAN KEUNTUNGAN PETANI KACANG TANAH DI KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR |
STUDI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DATARAN TINGGI (KASUS DESA URING KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH) |
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA |