| |
Muhammad Firdaus. PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT ACEH BARAT SELATAN TERHADAP PENETAPAN MALIK MAHMUD AL-HAYTAR SEBAGAI WALI NANGGROE ACEH. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2017 |
|
AbstrakAbstrak
terbentuknya lembaga wali nanggroe merupakan hasil kesepakatan perdamaian antara ri dan gam. hasil nota kesepahaman tersebut, pemerintah pusat mengeluarkan uupa/11/2006. implementasi uupa melahirkan perda nomor 8 tahun 2012 tentang lwn. perda lembaga wali nanggroe disahkan pada tanggal 2 november 2012 oleh dpra dan ditandatangani oleh gubernur zaini abdullah pada tanggal 19 november 2012. selanjutnya pada 16 desember 2013 pemerintah aceh melantik malik mahmud al-haytar sebagai wn. pelantikan tersebut mendapat kritikan serta penolakan, sebagian masyarakat menganggap penetapan malik mahmud al-haytar tidak melalui mekanisme dari ketentuan dan syarat yang tertuang dalam pasal 17 dan 18 perda lwn. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pandangan tokoh mayarakat aceh barat selatan terhadap sosok malik mahmud al-haytar, dan faktor terjadinya pro kontra, serta implikasi selama malik mahmud menjadi wn. data yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu kepustakaan dan lapangan.
Baca Juga : KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH DALAM PENGANGKATAN KEMBALI MALIK MAHMUD AL-HAYTAR SEBAGAI WALI NANGGROE PERIODE 2018-2023 (ELIZA RAHAYU PRATAMA, 2019) ,
Baca Juga : PRO DAN KONTRA LEMBAGA WALI NANGGROE DALAM PERSPEKTIF TOKOH MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TENGAH (Rahmadsyah, 2016) , enelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku teks, jurnal, peraturan perundang-undangan, dll, yang berkaitan dengan penelitian ini, sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan cara wawancara langsung informan yang sudah ditetapkan. hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh masyarakat abas memiliki berbagai pandangan bahwa penetapan malik mahmud al-haytar sebagai pimpinan lembaga wn merupakan hasil musyawarah elemen partai dan tokoh masyarakat. sedangkan sebagian tokoh masyarakat lainnya berpandangan bahwa penetapan malik mahmud al-haytar tidak transparansi serta proses penetapan tersebut tidak melalui mekanisme dari ketentuan syarat. faktor muncul pro kontra dikarenakan sosok malik mahmud al-haytar yang pengalaman sosial dan pengalaman yang kurang memadai dan tidak mencerminkan karisma seorang wali. hal inilah yang dianggap oleh tokoh masyarakat abas timbulnya pro kontra. implikasi selama malik mahmud menjadi wn hanyalah sekedar acara seremonial. sedangkan solusi, proses pemilihan serta penetapan wn diharapkan kedepan harus sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku, agar proses tersebut mencerminkan demokrasi yang baik. untuk wl sekarang diharapkan lebih profesional, konsepsual dan lebih terarah tujuannya. kata kunci: kepemimpinan, Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan mengisi Form LSS di bawah. Literature Searching ServiceTulisan yang relevan PRO KONTRA LEMBAGA WALI NANGGROE DAN POTENSINYA TERHADAP KONFLIK PERPECAHAN SUKU DI PROVINSI ACEH (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT ANTAR SUKU DAN PAGUYUBAN MAHASISWA DI PROVINSI ACEH (MUHAMMAD ARIS YUNANDAR, 2013) ,PERSEPSI TOKOH ADAT KOTA SUBULUSSALAM TERHADAP PEMBENTUKAN LEMBAGA WALI NANGGROE (ahmad afandi sambo, 2015) , MENGUJI INDEPENDENSI WALI NANGGROE BERDASARKAN QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2013 (Mauliza Effendi, 2017) , |
|
|
Kembali ke halaman sebelumnya
Terkini
PROSPEK EKSPOR KOPI ARABIKA ORGANIK BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN ACEH TENGAH |
ANALISIS KOMPARATIF TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DAN PADI SAWAH TADAH HUJAN BERDASARKAN STATUS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN KUTA COT GLIE KABUPATEN ACEH BESAR |
KAJIAN PEMASARAN DAN KEUNTUNGAN PETANI KACANG TANAH DI KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR |
STUDI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DATARAN TINGGI (KASUS DESA URING KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH) |
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA |