EDY SETIAWAN. UJI KINERJA PENGERING TIPE EFEK RUMAH KACA DENGAN PENAMBAHAN KIPAS (BLADE FAN) UNTUK PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L). Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2014

Abstrak

Edy setiawan. 09050106010049. uji kinerja pengering tipe efek rumah kaca dengan penambahan kipas (blade fan) untuk pengeringan cabai merah (capsicum annum l). dibawah bimbingan raida agustina, s.tp,m.sc sebagai pembimbing utama dan bambang sukarno putra, s.tp.m.si sebagai pembimbing anggota. ringkasan cabai merah (capsicum annum l) adalah sayuran yang tidak tahan lama atau cepat busuk, sehingga diperlukan penanganan untuk mempertahankan mutu cabai merah. sifat ini dipengaruhi oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 90%. dengan pengeringan cabai merah dapat disimpan lebih lama sehingga penjualannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar. selain dijual dalam bentuk kering, cabai ini juga dapat diolah menjadi bubuk yang banyak digunakan dalam masakan instan. tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kinerja pengering tipe efek rumah kaca dengan penambahan kipas (blade fan) untuk pengeringan cabai merah. parameter yang diamati dalam penelitian adalah iradiasi

Baca Juga : UJI KINERJA PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) PADA PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM L) (Rofi Muntahar, 2015) ,

Baca Juga : KARAKTERISTIK PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L.) SETELAH BLANCHING DALAM LARUTAN NATRIUM METABISULFIT (Ridwan, 2017) ,

urya, distribusi temperatur, distribusi kelembaban relatif, kecepatan udara, kapasitas kerja, penurunan kadar air dan laju pengeringan. pengamatan dilakukan setiap 30 menit selama masa pengeringan, pengeringan dihentikan saat kadar air pada salah satu rak sudah mencapai 10 %, pada cabai diberikan perlakuan yaitu cabai yang diblanching dan non blanching. penelitian berlangsung selama 4 hari dengan menggunakan cabai non blanching dan 3 hari dengan penggunaan cabai blanching, dimana hasilnya menunjukkan bahwa saat menggunakan cabai non blanching didapatkan iradiasi surya tertinggi yaitu (714,29 w/m2)terjadi pada hari ke-1, sedangkan dengan penggunaan cabai blanching didapatkan iradiasi tertinggi yaitu (691,43 w/m2) terjadi pada hari ke-3. temperatur tertinggi dalam ruang pengering saat menggunakan cabai non blanching yaitu (53 °c) terjadi pada hari ke-1, sedangkan dengan penggunaan cabai blanching didapatkan temperatur tertinggi yaitu (50 °c) pada hari ke- 1 dan 2. kelembaban relatif terendah saat menggunakan cabai non blanching yaitu (40 %) terjadi pada hari ke-4, sedangkan dengan penggunaan cabai blanching kelembaban relatif terendah yaitu (44 %) terjadi pada hari ke-3. kecepatan udara dalam ruang pengering telah ditetapkan terlebih dahulu yaitu (0,3 m/s) lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan udara dilingkungan mencapai (3,2 m/s). selama pengeringan dengan menggunaka cabai non blanching didapatkan kadar air terendah yaitu (10,71 %) terjadi pada hari ke-4 di rak 1, sedangkan dengan penggunaan cabai blanching didapatkan kadar air akhir yaitu (10,11 %) terjadi pada hari ke-3 di rak 1. laju pengeringan tertinggi saat menggunakan cabai non blanching yaitu (1,16 %bk/30menit) terjadi pada hari ke-1, sedangkan penggunaan cabai blanching didapatkan laju pengeringan tertinggi yaitu (0,88 %bk/30menit) terjadi pada hari

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

KAJIAN PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM L) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING TIPE TEROWONGAN (HOHENHEIM) (IRFAN REZA SYAHPUTRA, 2016) ,

UJI KINERJA ALAT PENGERING RUMAH KACA TIPE RAK DENGAN KOLEKTOR SURYA DAN EXHAUST FAN SAVONIUS UNTUK PENGERINGAN IKAN TONGKOL (Abdillah Aljabar Anggara, 2020) ,

KARAKTERISTIK PENGERING EFEK RUMAH KACA TIPE TEROWONGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK NILAM (RISKI SATRIA, 2019) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi