Nur Asiah. Y. EVALUASI KAWASAN RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE PENGINDERAAN JAUH: STUDI KASUS DI DAERAH SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT. Banda Aceh : Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala, 2020

Abstrak

Abstrak penelitian ini dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh untuk mengidentifikasi kawasan rawan banjir di daerah sawahlunto, mempelajari pola dan intensitas curah hujan, menginterpretasi kemiringan lereng serta mengestimasi keadaan hidrologi dan tingkat kerapatan vegetasi di daerah sawahlunto sumatera barat. data yang digunakan untuk menganalisis kawasan rawan banjir tersebut terdiri dari data intensitas curah hujan, citra digital elevation models (demnas) dan citra landsat 8 dari tahun 2016 sampai dengan 2018. pengolahan data diawali dengan koreksi geometrik yang berfungsi sebagai proses penyesuaian koordinat pada citra. kemudian data demnas dikonversi menjadi hillshade yang digunakan sebagai pola kelurusan. data tersebut selanjutnya diekstraksi dalam bentuk slope untuk menghasilkan nilai kemiringan lereng. keadaan hidrologi normalized difference water index (ndwi) dan kerapatan vegetasi normalized difference vegetation index (ndvi) di daerah sawahlunto yang dihitung

Baca Juga : PEMETAAN KAWASAN RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA (EFRIANSES F.H. SINAGA, 2016) ,

Baca Juga : PENGGUNAAN METODE WEIGHTED OVERLAY UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KECAMATAN LHOKSUKON KABUPATEN ACEH UTARA (Roby Arnando, 2020) ,

ggunakan citra landsat 8. kemiringan lereng di suatu daerah berperan penting terhadap kerawanan banjir. semakin landai tingkat kemiringan lereng maka aliran air di atas permukaan semakin lambat. faktor kerapatan vegetasi ikut berkontribusi terhadap banjir, yang mana semakin terbuka lahan maka semakin rendah nilai ndvi sehingga daerah tersebut berpotensi terjadi banjir. banjir juga dipengaruhi oleh keadaan hidrologi atau tingkat kebasahan suatu kawasan. hal ini berarti semakin tinggi tingkat kebasahan suatu daerah maka nilai ndwi semakin tinggi. hasil penelitian menunjukkan bahwa desa talago gunung memiliki intensitas curah hujan 132 mm, kemiringan lereng 260 m, indeks kebasahan -0.35 serta indeks vegetasi 0.33. desa kolok nan tuo memiliki intensitas curah hujan 137 mm, kemiringan lereng 217 m, indeks kebasahan -0.31 serta indeks vegetasi 0.30. desa kolok mudik memiliki intensitas curah hujan 133 mm, kemiringan lereng 229 m, indeks kebasahan -0.36 serta indeks vegetasi 0.31. berdasarkan hasil analisis data intensitas curah hujan, kemiringan lereng, indeks vegetasi dan keadaan hidrologi dapat disimpulkan bahwa ketiga desa tersebut termasuk kawasan rawan banjir di daerah sawahlunto. potensi kerawanan banjir di suatu kawasan dapat diestimasi menggunakan metode penginderaan jauh. kata kunci: penginderaan jauh, banjir, sawahlunto, ndvi, ndwi,

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan menghubungi email pengarang : nurasiah0610@gmail.com atau dapat mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

ANALISIS PEMETAAN KAWASAN RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KRUENG MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT (Muhammad Sani, 2016) ,

AUTO GEOPROCESSING PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR BERBASIS GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (NIZAR PURNAMA, 2018) ,

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA (Muliadi Sembiring, 2017) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi