Mangsur. PENGARUH PEMBERLAKUAN SYARIAT ISLAM TERHADAP BUDAYA LOKAL D IKECAMATAN TRIPE JAYA KABUPATEN GAYO LUES, 2002 - 2009. Banda Aceh : Fakultas KIP Universitas Syiah Kuala, 2020

Abstrak

penelitian berjudul "pengaruh pemberlakuan syariat islam terhadap budaya lokal di kecamatan tripe jaya kabupaten gayo lues, 2002-2009 bertujuan untuk mengetahui budaya-budaya lokal terdapat di kecamatan tripe jaya, pengaruh pemberlakuan syariat islam terhadap budaya jokal, serta tanggapan masyarakat terhadap pemberlakuan syariat islam dalam pelaksanaan budaya lokal di kecamatan tripe jaya kabupaten gayo lues, tahun 2002--2009. jenis penelitian ini adalah deskriptif melalui pendekatan kualitatif. subjekpenelitian adalah tokoh adat dan masyarakat desa rerebe dan desa perlak yaitu kepala desa (geuchik) dan 2 orang tokoh adat masing-masing desa. sedangkan untuk subjek masyarakat oesa rerebe sebanyak 23 kk dan desa perlak sebanyak 19 kk. pengambilan subjek dilakukan secara purposive sampling, didasarkan pada pertimbangan pengetahuan yang dimiliki subjek berkenaan dengan adat istiadat dan budaya

Baca Juga : ANALISIS PENGGUNAAN PANTUN DALAM BUDAYA MASYARAKAT GAYO LUES (Susi Susanti, 2019) ,

Baca Juga : SYARIAT ISLAM DI ACEH DALAM LIPUTAN KHUSUS MAJALAH TEMPO (ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN FAIRCLOUGH) (TEUKU RAJA MUDA DHARMA BENTARA, 2015) ,

di daerah tersebut yang ditinjau dari pemberlakuan syariat islam. hasil penelitian menunjukkan budaya lokal di kecamatan tripe jaya kabupaten gayo lues antara tahun 2002-2009 yang pelaksanaannya tidak sejalan dengan syariat islam yaitu budaya peusijuk (tepung tawar) dan budaya tolak bala. pelaksanaan budaya peusijuk masih bersumber kepada kepercayaan hindu yang pelaksanaannya menggunakan dedaunan, wewangian dan sebagainya sebagai simbol pengharapan agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan harapan dan terhindar dari musibah. pada budaya tolak baja adanya anggapan bahwa menghanyutkan makanan menggunakan perahu kecil di aliran sungai berarti menghanyutkan pula bala atau musibah yang melanda kampung itu. kepercayaan tersebut tidak sejalan dengan syariat islam. oleh karena itu, masih ada pelaksanaan budaya lokal di kecamatan tripe jaya kabupaten gayo lues antara tahun 2002--2009 yang menyimpang dari syariat islam. pelaksanaan budaya lokal yang terdapat di kecamatan tripe jaya kabupaten gayo lues, tahun 2002--2009 yaitu setelah pernberlakuan syariat islam lebih baik dari pada sebelum pemberlakuan syariat islam. budaya lokal lebih berkembang terutama tarian tradisional gayo, di mana masyarakat sering menyelenggarakan pertandingan saman (saman jalu) antar kampung, yang biasanya selalu diirigi dengan tari bines, tari didong alo, dan melengkan dalam acara penyambutan tarnu.tanggapan masyarakat terhadap pemberlakuan syariat islam dalam pelaksanaan budaya okal tersebut tahun 2002--2009 cukup positif. masyarakat di daerah tersebut umumnya beragama islam, dimana budaya dan agama islam sudah mengakar dalam kehidupan sosial masyarakat dan dijadikan nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat. masyarakat cukup berpartisipasi dan antusias dan pelaksan aan budaya lokal kecamatan tripe jaya kabupaten gayo lues, tahun 2002-2009. kata kunci: syariat islam, budaya

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

PENGARUH TRANSPARANSI, MOTIVASI, BUDAYA, DAN REPUTASI TERHADAP KEPUTUSAN MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT DI BAITUL MAL KABUPATEN GAYO LUES (Elyska Mentari, 2019) ,

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN GAYO LUES PASCA PEMEKARAN, 2002-2013 (RADUAN DASLY, 2017) ,

PEMANFAATAN ALOKASI DANA GAMPONG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG PASIR KECAMATAN TRIPE JAYA KABUPATEN GAYO LUES (BAHARUDDIN, 2015) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi