DAS REZA SN.. PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI ALTERNATIF ANTIOKSIDAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN ACTIVE FILM DARI PATI AREN (ARENGA PINNATA). Banda Aceh : Fakultas KIP Universitas Syiah Kuala, 2020

Abstrak

Penelitian ini berkenaan dengan pembuatan active film dari pati aren (arenga pinnata) dan kitosan dengan menggunakan antioksidan ekstrak daun kelor (moringa oleifera). tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penambahan ekstrak daun kelor terhadap struktur, kistalinitas, aktivitas antioksidan, sifat mekanik, laju transmisi uap air, daya serap air, dan aktivitas antimikroba. pembuatan active film dilakukan dengan mencampurkan larutan pati aren 50%, gliserol, dan larutan kitosan 50%. pada sampel larutan film ditambah antioksidan dengan variasi 1%, 3%, dan 5% yaitu 0,02, 0,06, dan 0,1 gram, selanjutnya dicetak dan dikeringkan. karakteristik sampel dianalisis dengan menggunakan ftir dan xrd. hasil analisis gugus fungsi dalam active film adalah o-h stretching pada serapan 3368,82-3400,65, c-h stretching pada serapan 2930,96-2937,71, c=c pada serapan 1629,92-1642,46, n-h pada serapan 1564,34-1567,23, -ch2 pada serapan 1412,92-1415,81, c-n pada serapan 1244,14-1246,07, c-o

Baca Juga : PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PELEPASAN ION KALSIUM SALURAN AKAR GIGI SETELAH DIPAPARKAN ENTEROCOCCUS FAECALIS (SILVI SULISTINA, 2020) ,

Baca Juga : PEMBUATAN ACTIVE FILM DARI PATI AREN (ARENGA PINNATA) DAN KITOSAN DENGAN MENGGUNAKAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) SEBAGAI ANTIOKSIDAN (Linda Ardana, 2019) ,

stretching pada serapan 1033,89-1075,36, dan c-h bending pada 917,19-923,94. analisis xrd menunjukkan film yang dihasilkan bersifat semikristalin berdasarkan puncak melebar yaitu pada 8,74-13,68 dan 14,38-20,52 serta puncak tajam yaitu pada 44, 64, 39, 9,38, dan 10,28. analisis kuat tarik dan elongasi dilakukan dengan menggunakan mts em astm d638 plastic tension 1156. hasil analisis kuat tarik meningkat pada penambahan optimum ekstrak daun kelor 0,02 gram, yaitu 12,182-15,403 mpa, sedangkan elongasi meningkat sampai penambahan optimum ekstrak daun kelor 0,06 gram, yaitu 10,7169-19,4405%. laju transmisi uap air menurun seiring dengan penambahan ekstrak daun kelor sampai penambahan 0,06 gram ekstrak daun kelor, yaitu 0,0037-0,00288 g/m2/hari. aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode dpph. penambahan ekstrak daun kelor meningkatkan nilai aktivitas antioksidan dari active film, yaitu 20,8-48.65%. daya hambat active film terhadap bakteri staphylococcus aureus dan escherichia coli sangat kecil, yakni 6 mm. analisis daya serap air meningkat seiring dengan penambahan ekstrak daun kelor, yaitu17,154-64,067%. berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa active film dari pati aren, kitosan, dan ekstrak daun kelor berhasil dibuat menjadi film yang dapat menghambat terjadinya proses oksidasi berdasarkan karakterisasi dari gugus fungsi, kristalinitas, aktivitas antioksidan, sifat mekanik, daya serap air, laju transmisi uap air, dan aktivitas

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan menghubungi email pengarang : dasreza4@gmail.com atau dapat mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

PEMBUATAN ACTIVE FILM BERBASIS PATI AREN (ARENGA PINNATA) DAN KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN MINYAK SERAI WANGI SEBAGAI ANTIOKSIDAN (MUJERILEPMI, 2020) ,

PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA PEMBUATAN ACTIVE FILM KOMPOSIT PLASTIK PATI AREN (ARENGA PINNATA) DAN KITOSAN (MUZAINAH, 2020) ,

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) TERHADAP MORFOLOGI SEL ENTEROCOCCUS FAECALIS DAN KEKASARAN PERMUKAAN SALURAN AKAR GIGI (Talitha Nabila, 2020) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi