Muharriza Nasution. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN REPRODUKSI SAPI POTONG BETINA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2019. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2019

Abstrak

Identifikasi faktor faktor penyebab gangguan reproduksi sapi potong betina di kabupaten labuhanbatu utara sumatera utara abstrak gangguan reproduksi adalah penyakit reproduksi yang ditandai dengan rendahnya status kesehatan hewan maupun kesehatan reproduksinya. penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gangguan reproduksi pada sapi potong betina di kabupaten labuhanbatu utara. objek penelitian ini adalah ternak sapi yang mengalami gangguan reproduksi dan peternak yang sapinya mengalami gangguan reproduksi. metode penelitian ini adalah metode survei, menggunakan data primer yang didapat dengan cara membagikan kuesioner dan wawancara langsung ke peternak dan data sekunder yang diperoleh dari laporan upaya khusus sapi indukan wajib bunting (upsus siwab) tahun 2017 di kabupaten labuhanbatu utara. kuesioner yang digunakan mencakup karakteristik gangguan reproduksi sapi seperti skor kondisi tubuh, jenis sapi, sapi yang mengalami gangguan reproduksi pakan yang

Baca Juga : IDENTIFIKASI PENYEBAB KEGAGALAN INSEMINASI BUATAN PADA SAPI SIMENTAL DI KECAMATAN AKABILURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT (INDRI HENI SAFITRI, 2018) ,

Baca Juga : ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SALMONELLA SP PADA SAPI BRAHMAN DIARE DI RUMAH POTONG HEWAN KOTA BINJAI SUMATERA UTARA (Vira Rama Dhanti Br Ginting, 2019) ,

iberikan, manajemen pemeliharaan, kunjungan dokter hewan/tenaga medis, pemeriksaan kebuntingan, sinkronisasi birahi, pertolongan kelahiran, tipe perkawinan, dan identitas peternak (variabel independen), dengan 30 responden peternak dari lima kecamatan. data dianalisis menggunakan stepwise regression. hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 178 ekor sapi betina, 110 diantaranya mengalami gangguan reproduksi dengan persentase 57,3% mengalami ovarium hipofungsi; 17,3% mengalami kawin berulang; 10,9% mengalami ovarium tidak aktif; 10,0% mengalami korpus luteum persisten; 4,5% mengalami endometritis dan tidak ada ternak sapi yang mengalami ovarium sistik. variabel independen yang mempunyai korelasi paling kuat terhadap variabel dependen (gangguan reproduksi) adalah skor kondisi tubuh (sig. 0,043) yang diikuti dengan pakan yang diberikan (sig. 0,046), dengan persamaan regresi yang diperoleh adalah y= -4,297+1,495x1+ 2,429x2; (y= kejadian gangguan reproduksi; x1 = skor kondisi tubuh sapi dan x2 = jenis pakan sapi yang diberikan). disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan gangguan reproduksi sapi potong betina di kabupaten labuhanbatu utara adalah skor kondisi tubuh dan pakan yang diberikan. kata kunci: upsus siwab, kuesioner, skor kondisi tubuh, ovarium

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan menghubungi email pengarang : muharrizanasution@gmail.com atau dapat mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI ACEH DI KABUPATEN ACEH UTARA (Farrah Zaura, 2014) ,

STUDI PREVALENSI PROTOZOA DARAH PADA BABI (SUS SCROFA DOMESTICUS) DI RUMAH POTONG HEWAN MEDAN SUMATERA UTARA (SUSI LUMBANBATU, 2017) ,

EVALUASI KARAKTERISTIK REPRODUKSI SAPI ACEH BETINA DI KECAMATAN PANTAN CUACA KABUPATEN GAYO LUES (Ali Makmur, 2015) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi