Susi Yanti. PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA GENOTIPE CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM L.) DAN KARAKTER KETAHANAN PENYAKIT ANTRAKNOSA. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2018

Abstrak

Susi yanti. 1305101050050. karakterisasi dan pendugaan parameter genetik beberapa genotipe cabai merah (capsicum annuum l.) dan ketahanan penyakit antraknosa di bawah bimbingan siti hafsah sebagai pembimbing utama dan syamsuddin sebagai pembimbing anggota. ringkasan cabai (capsicum annuum l.) merupakan salah satu komoditas hortikultura sayuran yang memiliki ekonomi tinggi di indonesia. perakitan varietas tahan penyakit antraknosa terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai. kegiatan pemulian tanaman berawal dari koleksi berbagai sumber plasma nutfah. laboratorium genetika dan pemuliaan tanaman, agroteknologi, fakultas pertanian unsyiah berhasil mengkoleksi beberapa genotype lokal aceh, introduksi maupun varietas hibrida. genotipe lokal terdiri dari udeng, lamando lapaben, super amando, lanyoe merupakan hasil koleksi dari petani penangkar benih asal bener meriah, aceh tengah. genotipe introduksi terdiri dari ipbc 15 , ipbc 15d2, ipbc 15d3,

Baca Juga : PENAMPILAN FENOTIPIK DAN PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA GENOTIPE CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM L.) (Usi karlina, 2014) ,

Baca Juga : PENDUGAAN PARAMETER GENETIK KARAKTER PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TERHADAP BUSUK BUAH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) ASAL ACEH DI PEMBIBITAN (Rahayu Eka Sari, 2014) ,

hasil koleksi dari ipb. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai duga parameter genetik pada karakter morfologi dan ketahanan terhadap penyakit antraknosa yang disebabkan oleh c. capsici pada beberapa genotipe cabai merah. penelitian ini terdiri dari dua percobaan, yaitu percobaan pertama dilakukan di dalam rumah kasa fakultas pertanian, universitas syiah kuala berupa parameter genetik karakter agronomi parameter menggunakan rancangan acak kelompok (rak) pola non faktorial dengan 11 perlakuan yaitu genotipe cabai: ipbc 15, ipbc 15d2, ipbc 15d3 , ipb c15d4, udeng, lamando lapaben, super amando, lanyoe, lado f1, kastilo f1 dan tm999 f1 yang diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 33 satuan perlakuan. setiap ulangan terdapat 2 polibag sehingga terdapat 66 unit percobaan. karakter yang diamati dalam penelitian ini adalah karakter kuantitatif yang terdiri dari: tinggi dikotomus, diameter batang, umur berbunga, panjang tangkai buah, panjang buah, diameter buah, ketebalan kulit buah dan umur panen. parameter genetik yang dianalisis yaitu ragam genetik (? 2 g ), ragam fenotipe (? 2 p ), heritabilitas arti luas (h 2 (bs) ) , koefesien keragaman genetik (kkg), koefesien keragaman fenotipe (kkf), dan korelasi. percobaan kedua dilakukan di laboratorium genetika dan pemuliaan tanaman program studi agroteknologi, fakutas pertanian, universitas syiah kuala berupa uji ketahanan penyakit antraknosa menggunakan rancangan acak lengkap (ral) pola non faktorial yang diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 33 satuan perlakuan. setiap ulangan terdapat 10 buah cabai sehingga terdapat 330 unit percobaan. karakter yang diamati untuk karakter ketahanan adalah masa inkubasi dan keparahan penyakit. hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ragam genetik luas dan nilai heritabilitas tinggi dijumpai pada tinggi dikotomus, umur berbunga, panjang tangkai buah, panjang buah, diameter buah dan ketebalan kulit buah, sedangkan pada diameter batang dan umur panen memiliki nilai ragam genetik sempit dan nilai heritabilitas sedang. nilai kkg tinggi terdapat pada karakter tinggi dikotomus, diameter buah dan umur panen. nilai kkg cukup tinggi terdapat pada karakter umur berbunga dan panjang buah. nilai kkg agak rendah terdapat pada karakter diameter batang dan panjang tangkai buah, sedangkan untuk karakter ketebalan kulit buah memiliki nilai kkg rendah. nilai kkf tinggi terdapat pada karakter tinggi dikotomus, umur berbunga, diameter buah dan umur panen, sedangkan nilai kkg cukup tinggi terdapat pada karakter panjang buah. nilai kkf agak rendah terdapat pada karakter diameter batang dan panjang tangkai buah, sedangkan untuk karakter ketebalan kulit buah memiliki nilai kkf rendah. pengelompokkan kategori ketahanan didasarkan pada nilai persentase keparahan suatu penyakit. semakin kecil nilai keparahan penyakit suatu genotipe maka semakin tahan pula genotipe tersebut terhadap suatu penyakit. hasil penelitian menunjukkan terdapat dua kelompok ketahanan terhadap penyakit antraknosa dari 11 genotipe cabai yag diuji, yaitu kategori ketahanan moderat hingga rentan. kategori ketahanan moderat dijumpai pada genotipe ipbc 15, ipbc 15d2, ipbc 15d4, udeng, lamando lapaben dan lado f1, sedangkan genotipe ipbc 15d3 , super amando, lanyoe, kastilo f1 dan tm999 f1 tergolong dalam kategori ketahanan rentan. terdapat korelasi negatif pada karakter ketebalan kulit buah dan diameter buah terhadap keparahan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh cendawan c.

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan menghubungi email pengarang : susiie.yan@gmail.com atau dapat mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA GENOTIPE PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) (rahmatillah, 2016) ,

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) DAN PENDUGAAN PARAMETER GENETIK KETAHANAN TERHADAP HAMA KUTU PUTIH (PARACOCCUS MARGINATUS) DI PEMBIBITAN (Fitri Wahyuni, 2016) ,

INDUKSI KETAHANAN GENOTIPE CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L.) LOKAL MENGGUNAKAN ISOLAT RIZOBAKTERI UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (FUSARIUM OXYSPORUM) INDUKSI KETAHANAN GENOTIPE CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L.) LOKAL MENGGUNAKAN ISOLAT RIZOBAKTERI UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (FUSARIUM OXYSPORUM) (Anita Rahayu, 2019) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi