Muhammad Irza. STUDI REKAYASA LALU LINTAS PADA SIMPANG TUJUH ULEE KARENG DENGAN MERENCANAKAN BUNDARAN (ROUNDABOUT). Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2017

Abstrak

Simpang adalah titik simpul dalam jaringan jalan dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu yang fungsinya untuk melakukan perubahan arah lalu lintas. simpang tujuh ulee kareng merupakan persimpangan dengan jumlah pertemuan ruas jalan yang paling banyak di kota banda aceh tanpa adanya pengaturan lalu lintas seperti lampu lalu lintas, bundaran, maupun rambu-rambu peringatan lainnya, kondisi ini sangat mengganggu pengguna jalan apalagi pada jam-jam puncak (peak hour). pada simpang ini sering terjadi konflik, yang mengakibatkan kendaraan yang masuk dari tiap-tiap ruas tidak memiliki prioritas dalam menentukan arah perjalanannya, sehingga mengakibatkan terjadi tundaan dan kemacetan. tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah rekayasa lalu lintas terhadap simpang tujuh ulee kareng dari simpang tak bersinyal menjadi sebuah persimpangan dengan bundaran. data volume lalu lintas diambil pada hari senin (3 maret 2017) dan rabu (6 maret 2017) dengan bantuan kamera video dan data

Baca Juga : TINJAUAN KONDISI INFRASTRUKTUR PADA SIMPANG TAK BERSINYAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DAN STRATEGI PENANGANANNYA (STUDI KASUS : SIMPANG TUJUH ULEE KARENG BANDA ACEH) (Fitria Phonna, 2017) ,

Baca Juga : PENGARUH KOMPOSISI RODA DUA TERHADAP KAPASITAS BAGIAN JALINAN BUNDARAN (STUDI KASUS PADA PERENCANAAN BUNDARAN SIMPANG TUJUH ULEE KARENG) (MOHAMMAD REYHAN, 2017) ,

an diambil dengan alat bantu speedgun. data yang dikumpulkan adalah data geometrik jalan, volume lalu lintas dan kecepatan setempat. volume tertinggi pada hari senin (6 maret 2017) dengan total 7886 kendaraan yang melintas pada pagi hari pukul 07.00–09.00 wib dan 9238 kendaraan pada sore hari pukul 16.30-18.30 wib. kecepatan rata-ratanya 21,11 km/jam. perencanaan ini diambil data volume jam puncak (vjp) dari volume yang diamati dan disimulasikan ke software vissim 6.00-22 dengan tipe bundaran r10-22. kapasitas terbesar di ruas jalinan de (lamreung–lamgapang) yaitu 6629 kend/jam. arus bagian jalinan terbesar di ruas jalinan ab (t. iskandar (arah kota)–kebun raja) yaitu 3184 kend/jam. tundaan terbesar di ruas jalinan ab (t. iskandar (arah kota)–kebun raja) yaitu 2,30 detik/kendaraan. untuk perhitungan derajat kejenuhan (ds) didapat dari perbandingan arus bagian jalinan dengan kapasitas. ds terbesar terdapat di ruas jalinan ab (t. iskandar (arah kota)–kebun raja) yaitu 0,50 dan peluang antrian terbesar yang didapat dari pembacaan grafik mkji adalah 6%-13,5% di ruas jalinan (t. iskandar (arah kota)–kebun raja). kata kunci : bundaran, perencanaan, simulasi, vissim

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

STUDI REKAYASA LALU LINTAS PADA SIMPANG TUJUH ULEE KARENG DENGAN MERENCANAKAN BUNDARAN (ROUNDABOUT) (Muhammad Irza, 2017) ,

MODEL OPTIMISASI SATUAN RUANG LAHAN PARKIR PASAR PADA PERSIMPANGAN (Maf adil Taqwa, 2016) ,

MANAGEMEN LALU LINTAS SIMPANG BERLENGAN LEBIH DARI EMPAT KOTA BANDA ACEH (STUDI KASUS: SIMPANG TUJUH ULEE KARENG) (REZQI MALIA, 2019) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi