SYAHRIZAL. PENGARUH DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA INDIGENOUSDAN INTENSITAS PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) DI MAIN NURSERY PADA ULTISOL. Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, 2016

Abstrak

Pengaruh dosis fungi mikoriza arbuskula (fma) indigenous dan intensitas penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di main nursery pada ultisol. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fma indigenous dan intensitas penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery pada ultisol. penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa fakultas pertanian unsyiah sedangkan isolasi spora dan pengamatan persentase kolonisasi fma indigenous pada akar tanaman dilakukan di laboratorium biologi tanah fakultas pertanian universitas syiah kuala mulai juni 2014 sampai dengan juli 2015. penelitian menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial 4x3 dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan terdiri dari 36 satuan unit percobaan terdiri dari dua faktor. faktor pertama yaitu dosis fma yang terdiri dari 4 taraf 0, 5, 10 dan 15 g/tanaman. faktor kedua intensitas penyiraman yang

Baca Juga : PENGARUH DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA INDIGENOUSDAN INTENSITAS PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) DI MAIN NURSERY PADA ULTISOL (SYAHRIZAL, 2016) ,

Baca Juga : EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) PADA ULTISOL DAN HISTOSOL (REKI JUNIADI, 2016) ,

diri dari satu hari sekali, tiga hari sekali dan lima hari sekali penyiraman. hasil penelitian menunjukkan aplikasi fma berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 75 hari setelah pemindahan (hsp), berat basah akar umur 45 hsp, kepadatan spora umur 45 hsp, kolonisasi fma akar umur 90 hsp. dosis fma terbaik di jumpai pada 5 g/tanaman. sedangkan perlakuan intensitas penyiraman berpengaruh nyata terhadap berat basah akar umur 90 hsp. intensitas penyiraman terbaik dijumpai pada lima hari sekali. pada peneltian ini terdapat interaksi antara dosis fma indigenous dan intensitas penyiraman terhadap diameter batang umur 75 hsp interaksi terbaik terdapat pada perlakuan 0 g/tanaman dengan perlakuan intensitas penyiraman lima hari sekali, sedangkan pada kolonisasi fma akar umur 45 hsp interaksi terbaik terdapat pada perlakuan 15 g/tanaman dengan perlakuan intensitas penyiraman lima hari

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

PENGARUH FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) PADA ULTISOL DAN HISTOSOL (M.alfi Chairi, 2017) ,

PENGGUNAAN GUANO DAN PUPUK NPK-MUTIARA TERHADAP KUALITAS MEDIA PEMBIBITAN RNSUBSOIL DAN PERTUMBUHAN BIBIT RNKELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) (Mukhtaruddin, 2014) ,

EKSPLORASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) RAKYAT DI ULTISOL ACEH TAMIANG (Zaitun Ritaqwin, 2015) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi