Irfan. KAJIAN PENCAMPURAN AGREGAT ALAM DENGAN AGREGAT BATU PECAH TERHADAP PARAMETER MARSHALL (STUDI KASUS AGREGAT ALAM DARI DESA JAMUR UJUNG KABUPATEN BENER MERIAH DAN AGREGAT BATU PECAH DARI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH). Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2015

Abstrak

Asphalt concrete -wearing course (ac-wc) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan aus. walaupun bersifat non struktural, ac-wc dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. daya dukung lapisan perkerasan ditentukan dari sifat butir-butir agregat dan gradasi agregatnya. agregat dapat dikelompokan berdasarkan sumbernya yaitu agregat alam yang cenderung bisa langsung digunakan dengan sedikit proses pengolahan dan agregat batu pecah yang umumnya berasal dari sungai terlebih dahulu melalui proses pengolahan di stone crusher, untuk mendapatkan ukuran yang sesuai menurut analisa saringan. akan tetapi tidak semua agregat alam dapat digunakan sepenuhnya, seperti halnya di kabupaten bener meriah agregat alam yang bersumber dari endapan magma gunung merapi mempunyai mutu kualitas rendah

Baca Juga : PENGARUH PERSENTASE AGREGAT KASAR TANPA BIDANG PECAH TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN BETON ASPAL AC-WC (TINJAUAN GRADASI AGREGAT BATAS ATAS MENGGUNAKAN ASPAL PEN. 60/70) (TEUKU SAIFUL AMRI, 2015) ,

Baca Juga : KAJIAN PARAMETER MARSHALL UNTUK CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC) MENGGUNAKAN MATERIAL BASALT DENGAN VARIASI AGREGAT HALUS BATU BASALT DAN ABU KILN (Mariana, 2015) ,

kan karena sifat abrasi yang cukup tinggi >50%. agar dapat dimanfaatkan perlu memodifikasi dengan agregat yang bersumber dari sungai, yang sudah diolah di (stone crusher). tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi agregat alam dari jamur ujung dan agregat batu pecah dari atu lintang terhadap sifat fisis aspal dan pengaruh karakteristik marshall. manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang metode perbaikan nilai abrasi material melalui cara pencampuran material yang memiliki nilai abrasi berbeda. persentase dilakukan dengan perbandingan 75% agregat atu lintang (al) : 25% agregat alam jamur ujung (ju), (50% al : 50% ju), (25% al: 75% ju). prosedur penelitian mengacu pada sni dan aashto, hasil penelitian menunjukan nilai abrasi material dari atu lintang (al) sebesar 22,82% dan nilai abrasi material agregat alam jamur ujung (ju) sebesar 54,96%. hasil variasi campuran dari kedua material dengan persentase perbandingan (75% al : 25%ju) didapat nilai abrasi sebesar 31%, variasi (50% al ; 50% ju) nilai abrasi 37%, variasi (25%al : 75% ju) didapat nilai abrasi sebesar 48%. hubungan yang terlihat dari hasil pencampuran material menunjukan bahwa semakin minimum persentase campuran agregat alam dari jamur ujung nilai abrasi semakin kecil. nilai kadar aspal optimum yang didapat dari 3 variasi campuran tersebut yaitu 6,0%, 6,1% dan 6,43%. hasil pengujian marshall dari ketiga variasi campuran semuanya memenuhi parameter marshall, sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan bina

Pengarang tidak dapat memberikan Full Text secara langsung, untuk mendapatkan full text silahkan mengisi Form LSS di bawah.

Literature Searching Service



Tulisan yang relevan

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS JAMUR UJUNG DAN FILLER ABU KULIT KOPI TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL POLIMER MENGGUNAKAN LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) (ARDIAN FAHMI, 2018) ,

UJI KARAKTERISTIK BETON ASPAL (AC–BC) MENGGUNAKAN MATERIAL BASALT DENGAN VARIASI AGREGAT HALUS DAN FILLER ABU KILN (STUDI KASUS : SUBTITUSI SEMEN PC DAN ABU KILN) (ELVIA ANDRIANI, 2015) ,

PENGARUH AGREGAT BERBENTUK BULAT (ROUNDED AGGREGATE) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN BETON ASPAL AC-WC MENGGUNAKAN ASPAL PENETRASI 60/70 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT (Rio Syahputra, 2013) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi