BASRIJA AULIA RAHMAN. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO TERHADAP MUTU PROYEK REKONSTRUKSI PERUMAHAN PASCA BENCANA GEMPA DI KABUPATEN PIDIE JAYA. Banda Aceh : Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, 2020

Abstrak

Bencana gempa yang melanda kabupaten pidie jaya dengan kekuatan 6,5 skala richter pada tanggal 7 desember 2016 lalu menjadikan daerah ini sebagai kawasan rehabilitasi dan rekonstruksi. pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan metode partisipasi masyarakat dan berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah kabupaten pidie jaya. namun, di dalam pelaksanaan rekonstruksi ini terdapat keluhan dari pihak masyarakat penerima bantuan terhadap mutu konstruksi rumah yang dibangun. pengendalian mutu konstruksi bisa dilakukan dengan menerapkan manajemen risiko agar bisa meminimalisir risiko-risiko yang tidak diinginkan. berdasarkan masalah tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui peringkat risiko tertinggi yang berpengaruh terhadap mutu konstruksi rumah korban bencana gempa. penelitian dilakukan dengan metode pengumpulan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner selama ±2 bulan pada 58 responden yang ditentukan dengan menggunakan teknik snowball.

Baca Juga : IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO TERHADAP WAKTU REKONSTRUKSI PERUMAHAN PASCA BENCANA GEMPA DI KABUPATEN PIDIE JAYA (Ahmad Teddy Satria, 2020) ,

Baca Juga : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA REKOSNTRUKSI RUMAH PASCABENCANA DI PIDIE JAYA (Reza Rizky, 2018) ,

kuesioner berisikan variabel-variabel risiko yang didapat dari beberapa literatur. pengujian instrumen kuesioner dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. analisis risiko terhadap kemungkinan (probability) dari suatu faktor risiko menggunakan frequensi index (fi) sehingga dapat memperoleh faktor risiko dominan. dampak risiko terhadap mutu konstruksi dianalisis dengan severity inde dan untuk memperoleh tingkat risiko menggunakan probability impact matrix (pim). peringkat risiko tertinggi pada kuesioner bpbd adalah “kurangnya kemampuan dalam manajemen proyek” dengan nilai 16, “staf yang tidak berpengalaman, tidak memadai, terdiri dari: b. organisasi masyarakat (pokmas)” untuk kuesioner konsultan manajemen dan “latar belakang teknis dan pengalaman fasilitator yang tidak memadai pada proyek perumahan pasca bencana” untuk kuesioner pokmas juga dengan nilai 16. kata kunci : dampak risiko, mutu, rekonstruksi, perumahan,

Tulisan yang relevan

PENGARUH PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN PASCA BENCANA DI KABUPATEN PIDIE JAYA (MAJID SADRI, 2018) ,

EVALUASI BIAYA DAN MUTU PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN PIDIE JAYA (Ahmad Fahrial, 2020) ,

KAJIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA REKONSTRUKSI RUMAH PASCA BENCANA GEMPA DI KABUPATEN PIDIE JAYA (Aulia Reje Yusuf, 2019) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi