Mutia. PENGERINGAN MANISAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA RNBILIMBI L) DENGAN ALAT PENGERING ENERGI SURYA. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2014

Abstrak

Mutia. 0805106010062. pengeringan manisan belimbing wuluh (averhoa bilimbi) dengan alat pengering energi surya. di bawah bimbingan dr. rita khathir, s.tp., m.sc, sebagai pembimbing utama dan raida agustina, s.tp, m.sc sebagai pembimbing anggota. ringkasan pemanfaatan dan pengembangan buah belimbing wuluh di indonesia belum optimal, dimana tingkat konsumsi yang masih rendah yang tidak diimbangi dengan potensi manfaat yang dimiliki oleh buah belimbing tersebut. manisan belimbing adalah produk olahan belimbing yang dapat dijadikan makanan ringan atau cemilan. penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas pengeringan manisan belimbing dengan menggunakan alat pengering energi surya. alat pengering energi surya terbuat dari kerangka kayu terdiri atas 4 bagian utama yaitu ruang pengering, isolator, sirkulasi udara (inlet dan outlet), dan absorber. dimensi alat pengering energi surya ini adalah 103 x 100 x 67 cm3. belimbing segar diberi perlakuan pelunakan buah dengan 2 taraf

Baca Juga : PENGERINGAN MANISAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA RNBILIMBI L) DENGAN ALAT PENGERING ENERGI SURYA (Mutia, 2014) ,

Baca Juga : PENGERINGAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI) DENGAN ALAT PENGERING ENERGI SURYA UNTUK PRODUKSI ASAM SUNTI (M Reza Fahlefi, 2014) ,

itu perendaman selama 12 jam dan perebusan selama 2 menit. proses pengeringan hanya dilakukan pada siang hari, sedangkan pada malam hari dilakukan perendaman dengan tambahan 100 g gula per kg belimbing. pengamatan temperatur, kelembaban relatif, dan aliran udara dilakukan per 30 menit, sedangkan pengukuran bobot dilakukan per jam. parameter analisis meliputi susut bobot, kadar air, kandungan vitamin c, dan uji organoleptik terhadap aroma, warna, tekstur, dan rasa. proses pengeringan memerlukan waktu selama 4 hari. hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur dan kelembaban relatif terbaik pada pengeringan manisan belimbing terjadi pada hari ke-4. sedangkan untuk aliran udara tertinggi terjadi pada hari ke-2 pengeringan dengan nilai aliran udara inlet sebesar 0,93 m/s dan nilai aliran udara outlet sebesar 0,49 m/s. susut bobot manisan belimbing yang mengalami proses perendaman 12 jam (83,55 %) lebih tinggi dari pada susut bobot manisan belimbing yang mengalami proses perebusan 2 menit (82,71 %). kadar air manisan belimbing yang mengalami proses perebusan 2 menit (37,8%) lebih rendah dari pada kadar air manisan belimbing yang mengalami perendaman 12 jam (41,8 %). adapun kandungan vitamin c manisan belimbing yang mengalami proses perendaman 12 jam (19,16 mg/100 g) lebih tinggi dengan kandungan vitamin c manisan belimbing yang mengalami proses perebusan 2 menit (17,8 mg/100 g). berdasarkan uji organoleptik panelis menyukai kedua jenis manisan belimbing dengan penilaian suka, baik untuk kriteria aroma, warna rasa, maupun tekstur.

Tulisan yang relevan

UJI KINERJA ALAT PENGERINGAN ENERGI SURYA DENGAN PENAMBAHAN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK PENGERINGAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI) (Mimi Kargita, 2017) ,

PERBANDINGAN BERBAGAI MODEL MATEMATIKA PADA PENGERINGAN LAPISAN TIPIS BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI) (RIVAL ANDREA, 2019) ,

MODIFIKASI DAN UJI KINERJA ALAT PENGERING ENERGI SURYA-HYBRID TIPE RAK UNTUK PENGERINGAN IKAN TERI (RISMAN HANAFI, 2016) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi