SITI WARDANA. ANALISIS TINGKAT RISIKO DAN MITIGASI KONFLIK GAJAH SUMATERA (ELEPHAS MAXIMUS SUMATRANUS) DENGAN MANUSIA DI SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH. Banda Aceh : Fakultas KIP Universitas Syiah Kuala, 2020

Abstrak

Siti wardana. analisis tingkat risiko dan mitigasi konflik gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) dengan manusia di subulussalam provinsi aceh pembimbing: (1) dr. abdullah, m.si., (2) dr. supriatno, m. si abstrak konflik gajah dengan manusia di kawasan hutan tropis sumatera khususnya aceh akhir-akhir ini mengalami peningkatan, namun informasi ilmiah mengenai tingkat risiko dan mitigasi konflik gajah masih kurang. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dan mitigasi yang dilakukan dalam mencegah konflik gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) dengan manusia. metode yang digunakan adalah metode survey (observasi). pengumpulan data lapangan dilakukan selama tujuh bulan sejak januari-juli 2019. parameter yang diukur adalah tingkat risiko dan mitigasi konflik gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) dengan manusia. pendekatan penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. subjek penelitian adalah gajah sumatera (elephas maximus

Baca Juga : PREVALENSI NEMATODA GASTROINTESTINAL PADA FESES GAJAH SUMATERA (ELEPHAS MAXIMUS SUMATRANUS) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH (PKG) SAREE KABUPATEN ACEH BESAR (ZAKIYATURRIDHA, 2019) ,

Baca Juga : PENANGANAN PAPILLOMA DENGAN METODE KAUTERISASI PADA GAJAH SUMATERA (ELEPHAS MAXIMUS SUMATRANUS) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS LAMPUNG (FERNANDO JOSE IMMANUEL CLINTON SITUMORANG, 2018) ,

tranus). sampel penelitian diambil secara purposive random sampling adalah warga yang sering mengalami konflik dengan gajah sumatera di subulussalam. pengumpulan data penelitian berupa lembar angket dan wawancara. data tingkat risiko konflik dianalisis dengan rumus tingkat risiko dan data mitigasi konflik dianalisis dengan persentase. hasil analisis tingkat risiko di tiga desa di subulussalam menunjukkan tingkat risiko yang tinggi, yaitu desa tangga besi (79.57%) dan desa batu napal (78.30%), sedangkan tingkat risiko terendah di desa penuntungan (63.30%). hasil analisis mitigasi menunjukkan bahwa ketiga desa yang terjadi risiko konflik, sudah melakukan mitigasi yang berhubungan dengan gajah agar tidak terjadi konflik, seperti memakai meriam bambu, memakai petasan, membakar ban dan bersorak. kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat risiko konflik yang paling tinggi terjadi di desa tangga besi dan telah dilakukan mitigasi oleh masyarakat dalam mengurangi konflik di subulussalam. kata kunci: tingkat risiko, mitigasi konflik, gajah sumatera (elephas maximus

Tulisan yang relevan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN INTENSITAS DAN FREKUENSI KONFLIK ANTARA GAJAH DENGAN MANUSIA DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT (Ratu Diana Maisurah, 2017) ,

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN KONFLIK GAJAH-MANUSIA TERHADAP KONSERVASI GAJAH DAN HABITATNYA DI KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR. (Putri Hilmayanti, 2016) ,

JUMLAH LEUKOSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT GAJAH SUMATERA (ELEPHAS MAXIMUS SUMATRANUS) JANTAN BERDASARKAN TINGKATAN UMUR DI PUSAT LATIHAN GAJAH (PLG) MINAS RIAU (ATIKAH RAHMA PUTRI, 2018) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi