Nurlia. KARAKTERISASI TANAH SALIN DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN BANDA MULIA KABUPATEN ACEH TAMIANG. Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, 2019

Abstrak

Lahan pesisir sering kali disebut tanah salin karena terbentuknya di daerah pantai dan disebut alluvial marine (entisol). kecamatan banda mulia merupakan salah satu kecamatan yang berada di pesisir kabupaten aceh tamiang yang langsung berbatasan dengan laut, ini mengakibatkan wilayah pesisir kecamatan banda mulia diduga telah terjadi salinisasi oleh pasang surut air laut. hal ini diindikasikan oleh air sumur warga yang terasa asin dan juga terjadi gangguan morfologi pada tanaman yang ditanaman diwilayah pesisir kecamatan banda mulia. dengan ketiadaan data yang menginformasikan tingkat salinitas pada wilayah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian bagaimana karakteristik tanah salin baik secara morfologi, fisik maupun kimia yang ada di wilayah pesisir kabupaten aceh tamiang dengan tujuan mengetahui karakteristik tanah salin yang berada di wilayah pesisir kecamatan banda mulia kabupaten aceh tamiang. penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-kuantitatif (terukur).

Baca Juga : KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI MUARA SUNGAI GAMPONG TANJONG KERAMAT KECAMATAN BANDA MULIA KABUPATEN ACEH TAMIANG (Ananda Takwim, 2016) ,

Baca Juga : BIOTA YANG BERASOSIASI DENGAN MANGROVE DI SUNGAI GAMPONG TANJONG KERAMAT KECAMATAN BANDA MULIA KABUPATEN ACEH TAMIANG (Heru Triyanda, 2016) ,

dilakukan pengamatan langsung terhadap berbagai data informasi morfologi dan sifat fisik tanah di lapangan seperti ketinggian tempat, fisiografi, tektur lapangan, struktur tanah, warna tanah, drainase, dan konsistensi tanah, serta dilakukan analisis laboratorium untuk mengetahui nilai ph, daya hantar listrik (dhl), basa-basa yang dapat dipertukarkan (na, ca, mg dan k), kapasitas tukar kation (ktk) dan tektur tanah. selain itu juga dilakukan wawancara dengan masyarakat sekitar untuk mengetahui sejarah salinitas, penggunaan air yang mengalami salinitas serta gangguan yang terjadi pada tanaman yang ditanam di wilayah yang mengalami salinitas. hasil analisis nilai dhl kemudian di input ke dalam aplikasi arcgis unutuk di interpolasi sehingga menghasilkan peta salinitas berdasarkan nilai dhl. dari hasil pengukuran nilai dhl, diketahui terdapat 5 kelas salinitas, yaitu non salin, salin sangat rendah, agak salin, salin dan sangat salin. tanah yang tergolong kelas agak salin, salin dan sangat salin merupakan tanah yang dikatakan salin. tanah salin di wilayah ini memiliki nilai dhl paling rendah adalah 5,2 mmhos/cm dan yang paling tinggi adalah 20,7 mmhos/cm. tanah yang mengalami salinitas berada pada daerah hutan mangrove dan tambak yang jaraknya ± 6 km dari bibir pantai. dengan ph luar biasa asam yaitu 2,77-4,90, dan kandungan unsur basa yang dominan adalah na da mg. tanah salin diwilayah ini pada umumnya digolongkan sebagai tanah salin sodik. salinitas telah terjadi sejak dahulu, sebelum masyarakat tinggal dan menetap di wilayah tersebut. salinitas tersebut terjadi akibat pasang surut air

Tulisan yang relevan

DISTRIBUSI CRUSTACEA DI PERAIRAN PAYAU SUNGAI TANJUNG KERAMAT KECAMATAN BANDA MULIA KABUPATEN ACEH TAMIANG (Askarul Haqqi, 2016) ,

EVALUASI KEMAMPUAN LARI JARAK 40 METER PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI TANJUNG MULIA KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN AJARAN 2013/2014 (RUMIAH, 2014) ,

GAYA BUSANA ADAT PENGANTIN TAMIANG DALAM UPACARA PERKAWINAN DI DESA KEBUN TANAH TERBAN KECAMATAN KARANG BARU ACEH TAMIANG (Tiara , 2016) ,


Kembali ke halaman sebelumnya


Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi